Kunjungan kenegaraan ini juga menunjukkan pendekatan proaktif Indonesia dalam membangun aliansi yang lebih kuat.
Menurut Anindya Bakrie, perjalanan Presiden Prabowo ini sangat penting karena berpotensi membawa investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia, membuka pasar perdagangan, dan memperkuat industrialisasi berbasis ekspor.
"Dan itu (lawatan Presiden ke luar negeri) dimulai dengan acara seperti dengan Duta Besar dan Perwakilan negara-negara sahabat seperti ini. Presiden kita memahami pentingnya menjadi teman baik bagi semua tanpa musuh. Baru dua pekan menjabat, Presiden Prabowo akan memulai perjalanan diplomatik yang mencerminkan komitmen beliau untuk memperkuat kemitraan global Indonesia," jelas Anindya.
Sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya juga berkomitmen untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar berekspansi ke luar negeri guna meningkatkan nilai ekspor.
"Tulang punggung ekonomi kita adalah UMKM. Mereka menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia dan mempekerjakan sekitar 97% dari angkatan kerja. Kadin mendukung dan membantu mereka berkembang melalui ekspansi ke mancanegara. Karena ekspor adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi kita," tandasnya.
Dalam acara tersebut, hadir pula pembicara lainnya, yaitu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.
Sejumlah pejabat Kadin dan tokoh penting, termasuk Dewan Pengurus Kadin Indonesia Masa Bakti 2024–2029, turut menghadiri acara tersebut, seperti Chairul Tanjung, Garibaldi "Boy" Thohir, Erwin Aksa, Franky O. Wijaya, Mulyadi Jayabaya, Bobby Gafur Umar, Shinta Wijaya Kamdani, Dyah Anita Prihapsari, Bambang Soesatyo, dan Azis Syamsuddin. (rpi)
Load more