Imbal obligasi AS tenor 10 tahun juga menurun ke 4,192 persen dari sebelumnya mencapai puncak tertinggi pada angka 4,192 persen.
Lukman justru memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang menguat akibat kekhawatiran investor menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024.
"Kekhawatiran tersebut berkaitan dengan polling Donald Trump yang semakin mendekati keunggulan Kamala Harris," kata dia terpisah.
Apabila Trump menang, lanjutnya, maka inflasi di AS diperkirakan akan meningkat akibat kebijakan pajak dan tarif. “Hal ini akan membuat The Fed (Federal Reserve) semakin susah menurunkan suku bunga," kata dia.
Dengan pemilu yang dijadwalkan pada 5 November, Harris tercatat memperoleh dukungan sebesar 48,2 persen, sementara Trump mengikuti di angka 46,4 persen, berdasarkan data terbaru dari ABC News dan 538 pada Selasa (22/10/2024).
Di sisi lain, perkiraan pelemahan rupiah pada hari ini dipengaruhi prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang semakin menurun.
Survei terbaru menunjukkan pemotongan suku bunga hanya mencapai 50 basis points (bps) pada tahun ini dengan masing-masing bulan dipangkas 25 bps. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, pemangkasan suku bunga berpotensi hingga 70 bps. (vsf)
Load more