Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (15/10/2024).
Rupiah melemah terhadap dolar AS meski surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut.
“Surplus neraca perdagangan meningkat didorong oleh kontraksi kinerja impor bulanan yang lebih dalam dibandingkan dengan ekspor,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari antara.
Diketahui, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 3,26 miliar dolar AS, naik 0,48 miliar dibanding bulan sebelumnya atau bertahan selama 53 bulan sejak Mei 2020.
Kondisi surplus ini ditopang oleh komoditas non migas sebesar 4,62 miliar dolar AS. Adapun komoditas yang memberikan surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati serta besi dan baja.
Di saat yang sama, komoditas migas Indonesia mencatatkan defisit sebesar 1,36 miliar dolar AS. Defisit tersebut disumbang oleh komoditas hasil minyak dan minyak mentah.
Menyoal rupiah yang melemah terhadap dolar AS, dari sisi eksternal, pernyataan dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat atau The Fed mengafirmasi arah pemangkasan suku bunga kebijakan Fed yang cenderung moderat.
Kedua pernyataan tersebut menegaskan kembali bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) secara agresif pada 2024 dan 2025. Akibatnya, permintaan dolar AS meningkat, dan mendorong pelemahan mata uang global. (vsf)
Load more