Jakarta, tvOnenews.com - Gejolak keuangan di pasar keuangan dunia masih terus menekan pergerakan nilai tukar. Setelah dibuka terpuruk pasca libur lebaran, kurs rupiah hari ini kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Sama seperti mata uang di kawasan Asia, pelemahan Rupiah hari ini terjadi di tengah kekhawatiran investor global terhadap ancaman krisis di Timur Tengah, terutama terkait memanasnya konflik antara Iran dan Israel.
Pada Rabu (17/4/2024) pagi, kurs rupiah di pasar spot terpantau sudah melemah ke level Rp16.307 per dolar AS. Posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) kemarin di level Rp16.176 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi seiring dengan melemahnya mata uang global terhadap dolar Amerika Serikat. Sejak pekan lalu, indeks dolar telah menunjukkan peningkatan signifikan.
Pada perdagangan tadi malam, indeks dolar Amerika Serikat bahkan terus menguat hingga ke level tertingginya dalam lima bulan terakhir.
Dolar kembali menguat setelah Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi, sepanjang tingkat inflasi di negeri tersebut masih belum stabil.
Yen Terendah Sejak 1990
Nilai tukar dolar juga terpantau menguat terhadap hampir seluruh mata uang global, termasuk Yen Jepang. Setelah melemah sejak pekan lalu, posisi kurs Yen Jepang bahkan telah mencapai level terendahnya sejak tahun 1990, atau dalam 34 tahun terakhir.
Meski sudah terpuruk cukup dalam, Bank Sentral Jepang ternyata masih belum berencana untuk melakukan intervensi di pasar atau melakukan kebijakan moneter ketat untuk menahan pelemahan nilai tukar Yen.
Bahkan, Menteri Keuangan Jepang sebelumnya mengungkapkan, faktor penyebab pelemahan Yen Jepang harus dicermati lebih berhati - hati. Pernyataan ini dinilai sebagai sikap Jepang untuk tidak mengambil langkah kenaikan suku bunga, demi mempertahankan nilai tukar Yen.
Load more