Meski 90 persen profesi warga di Pulau Mandangin sebagai nelayan, Program Pengembangan Masyarakat tak terbatas hanya mendampingi kegiatan nelayan dalam mencari ikan. Selain Muslim yang kini membuka bengkel, ada juga UKM “Sambal Dapoer Haidar”, Diana Safira.
Diana menyebut, SKK Migas dan HCML telah membantu usahanya sejak 2019 lalu dengan memberikan beberapa pelatihan. “Dulu omzet kami hanya Rp 300-500 ribu per bulan nya, karena hanya bisa menjual di Mandangin saja, tetapi dengan bantuan HCML, kami bisa menjual ke toko online dan keluar Pulau Mandangin,” ujar dia.
Diana menyebutkan berkat bantuan pelatihan pengemasan dan pemasaran omzetnya bertambah hingga 70% per bulannya. “Alhamdulillah saya berterimakasih kepada SKK Migas dan HCML karena sudah membimbing, melatih dan banyak membantu pengembangan usaha kami,” kata dia.
Selain itu, HCML juga memberikan bantuan berupa jaring dan perbaikan perahu bagi nelayan di Pulau Mandangin. “Kami juga memberikan bantuan alat produksi kepada nelayan berupa jaring ikan dan pelatihan cara perbaikan perahu untuk mendukung mata pencaharian utama masyarakat,” kata dia.
Ali menyampaikan, dalam menentukan Program Pengembangan Masyarakat ini, pihaknya melakukan studi mengenai kondisi dan kebutuhan masyarakat Pulau Mandangin agar bisa selaras dan sesuai dengan target. Itu sebabnya, HCML selalu bergandengan tangan dengan berbagai elemen masyarakat, pemerintah daerah dan SKK Migas dalam pelaksanaan PPM tersebut.
“Kami biasanya melihat terlebih dahulu kebutuhan masyarakat dan aspirasi apa saja yang disampaikan masyarakat, baru menentukan program yang tepat untuk pemberdayaan masyarakat Pulau Mandangin. Selain ekonomi, HCML juga memberi perhatian pada bidang pendidikan, kesehatan dan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan PPM ini,” kata dia.
Load more