Sampang, tvOnenews.com–Bukhori Muslim duduk di bale di muka bedeng semi permanen seluas 3x3 meter berangka bambu berdinding triplek yang menyatu dengan bagian belakang rumahnya di Pulau Mandangin, Sampang. Madura.
Ada lima motor bebek terparkir di bagian dalam bengkel, satu motor mesinnya tampak terburai, menyisakan rangka dan kabel kabel. Ia menghela nafas, menyeruput kopi, menghisap rokoknya dan menghembuskan ke udara. Ia bicara bahasa Madura dengan pemilik motor sesaat lalu kembali duduk di bale bambu.
Saat dikunjungi tvOnenews.com, Bukhori Muslim tengah bersiap makan siang di rumahnya. "Enak begini Mas, saya tak perlu ke mana mana lagi," ujarnya tentang pekerjaan barunya.
Bukhori memang lebih tenang saat ini. Ia tak perlu memikirkan merawat perahu, mencari solar, memikirkan gelombang tinggi, atau pusing dengan masa paceklik ikan yang kerap datang.
Ia kini sudah memiliki penghasilan tetap, meski diakuinya belum stabil. Namun, ia yakin ke depan, potensi usahanya akan tetap cerah.
Ada 25 ribu warga yang tinggal di tiga dusun di Pulau Mandangin. Jika satu keluarga memiliki satu motor saja, ada ribuan motor yang bisa ia garap. "Padahal di sini satu keluarga bisa punya lebih dari satu motor," ujar Muslim dengan akses Madura kental.
Adapun pembekalan keterampilan mekanik kepada sejumlah pemuda Desa Mandangin mampu meningkatkan tambahan pendapatan di luar hasil nelayan.
"HCML tidak hanya mendatangkan tenaga pengajar pelatih, melainkan juga membantu peralatan usaha mekanik untuk dikembangkan oleh sekelompok pemuda yang menyukai dunia montir," ucap Ali.
Ada 25 ribu warga yang tinggal di tiga dusun di Pulau Mandangin. Jika satu keluarga memiliki satu motor saja, ada ribuan motor yang bisa Bukhori Muslim garap. (Sumber foto: HCML)
Saat ini dari hasil pelatihan tersebut, ada dua bengkel yang sudah beroperasi penuh di Pulau Mandangin. Diharapkan keberadaan bengkel ini bisa menjadi alternatif usaha yang bisa dilakukan oleh warga Pulau Mandangin yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Husky CNOOC Madura Limited (HCML) yang mengenalkan Muslim dengan dunia montir sepeda motor.
Ia ikut program memberdayakan ekonomi warga di kepulauan Desa Mandangin, Sampang, Madura, Jawa Timur, melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM).
Head of Field Relations HCML, Ali Aliyuddin menjelaskan, Ali Aliyuddin menjelaskan, PPM ini merupakan bentuk komitmen atas kepedulian perusahaan kepada warga yang tinggal di sekitar wilayah operasi.“Program ini merupakan bukti komitmen kami dalam memberikan manfaat positif kepada masyarakat terdampak di sekitar wilayah kerja HCML," katanya dalam Kunjungan Lapangan Media Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan KKKS di Madura, Kamis (2/10).
Meski 90 persen profesi warga di Pulau Mandangin sebagai nelayan, Program Pengembangan Masyarakat tak terbatas hanya mendampingi kegiatan nelayan dalam mencari ikan. Selain Muslim yang kini membuka bengkel, ada juga UKM “Sambal Dapoer Haidar”, Diana Safira.
Diana menyebut, SKK Migas dan HCML telah membantu usahanya sejak 2019 lalu dengan memberikan beberapa pelatihan. “Dulu omzet kami hanya Rp 300-500 ribu per bulan nya, karena hanya bisa menjual di Mandangin saja, tetapi dengan bantuan HCML, kami bisa menjual ke toko online dan keluar Pulau Mandangin,” ujar dia.
Diana menyebutkan berkat bantuan pelatihan pengemasan dan pemasaran omzetnya bertambah hingga 70% per bulannya. “Alhamdulillah saya berterimakasih kepada SKK Migas dan HCML karena sudah membimbing, melatih dan banyak membantu pengembangan usaha kami,” kata dia.
Selain itu, HCML juga memberikan bantuan berupa jaring dan perbaikan perahu bagi nelayan di Pulau Mandangin. “Kami juga memberikan bantuan alat produksi kepada nelayan berupa jaring ikan dan pelatihan cara perbaikan perahu untuk mendukung mata pencaharian utama masyarakat,” kata dia.
Ali menyampaikan, dalam menentukan Program Pengembangan Masyarakat ini, pihaknya melakukan studi mengenai kondisi dan kebutuhan masyarakat Pulau Mandangin agar bisa selaras dan sesuai dengan target. Itu sebabnya, HCML selalu bergandengan tangan dengan berbagai elemen masyarakat, pemerintah daerah dan SKK Migas dalam pelaksanaan PPM tersebut.
“Kami biasanya melihat terlebih dahulu kebutuhan masyarakat dan aspirasi apa saja yang disampaikan masyarakat, baru menentukan program yang tepat untuk pemberdayaan masyarakat Pulau Mandangin. Selain ekonomi, HCML juga memberi perhatian pada bidang pendidikan, kesehatan dan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan PPM ini,” kata dia.
Selain pemberdayaan ekonomi masyarakat, dari sisi lingkungan hidup HCML juga berupaya untuk menjaga kualitas udara di Pulau Mandangin dengan memasang Air Quality Monitoring System (AQMS) yaitu alat yang berfungsi untuk memonitor kandungan SO2 di dalam udara ambien.
“Secara periodik HCML melakukan perawatan dan kalibrasi alat tersebut sehingga ketika data pantauan pada alat tersebut menunjukkan ambang batas yang tidak normal, pihak kami akan segera melakukan investigasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” kata Ali.
Ali berharap keberadaan HCML di Pulau Mandangin dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat di pulau tersebut. "Mudah-mudahan keberadaan HCML bisa memberikan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan warga Pulau Mandangin, dan ke depan UMKM yang kami bina juga dapat secara mandiri memperkuat ekonomi mereka," katanya. (bwo)
Load more