Selain itu, para pelaku wisata juga sudah menyiagakan petugas pengamanan dan pemandu wisata. Serta kesiapan armada wisata untuk mengantar wisatawan menikmati keindahan alam Kabupaten Sleman.
"Ada 1.000 armada jip di lereng Merapi dan 65 armada di Tebing Breksi," ujar Kustini.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa meminta para pengelola wisata tidak memanfaatkan momen libur Nataru untuk melakukan tindakan di luar batas kepada wisatawan. Seperti menaikkan harga tiket, parkir, dan kuliner makanan yang terlalu mahal.
"Sleman itu sekarang punya tagline, ngangeni, jangan sampai momen ini digunakan oleh oknum tertentu untuk mencederai pariwisata di Sleman yang sudah kondusif. Monggo tetap kita taati aturan jangan sampai mengecewakan pengunjung, tolong dijaga nama besar Sleman," harap Danang.
Danang mencontohkan kasus yang menimpa wisatawan saat berlibur ke kawasan lereng Merapi pada libur Hari Raya Idul Fitri kemarin. Saat itu ada oknum masyarakat yang melarang wisatawan menggunakan mobil pribadi untuk naik ke Bunker Kaliadem dengan alasan harus menyewa jip wisata.
Kasus tersebut membuat dunia pariwisata Sleman tercoreng yang bisa berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan. Danang tak ingin kasus semacam itu terulang lagi di masa mendatang.
"Kita harus belajar dengan beberapa daerah yang mempunyai potensi wisata yang baik. Bali itu karena keramahannya masyarakat dan Pokdarwis maka wisatawan menjadi aman dan pengen kembali kesana lagi. Pengene Sleman ngono kui lho, ngangeni (Pengennya Sleman seperti itu, membuat kangen)," pungkas Danang. (Apo/Buz).
Load more