Fapet UGM Turun Tangan Hadapi Darurat Sampah, Menuju Pengelolaan Berbasis Ekonomi Sirkular di Yogyakarta
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Sleman, tvOnenews.com - Persoalan sampah yang terus menumpuk di Yogyakarta membuat Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) mengambil langkah konkret.
Fakultas ini turun tangan membantu pengelolaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dengan pendekatan ekonomi sirkular, dimana sampah tidak hanya dibuang, tetapi diolah menjadi sumber daya yang bermanfaat.
Program ini menekankan pemilahan sampah organik dan anorganik, pengolahan kompos, serta pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai ekonomis.
Dengan demikian, TPS tidak hanya menjadi tempat penampungan, tetapi juga pusat pengolahan yang mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro menyampaikan bahwa pengolahan sampah mandiri melalui pendekatan ekonomi sirkular sejalan dengan tujuan Health Promoting University (HPU) UGM.
"Kami prihatin melihat ada data sampah di Yogyakarta ini yang bisa diolah dan dikelola kembali hanya sekitar 40 persen saja," kata Budi dalam Workshop Pengolahan Sampah bertajuk 'Community-Driven Waste Management and Circular Economy in Yogyakarta', Kamis (11/12/2025).
Workshop ini diikuti oleh masyarakat kalurahan, pengelola TPS, mahasiswa maupun dosen dan dilakukan secara berseri.
Budi kemudian membeberkan pengolahan sampah yang dilakukan oleh Fakultas Peternakan UGM.
Sekarang ini, fakultasnya sudah mulai merancang bangun kaitannya dengan pengolahan sampah di limbah peternakan menjadi produk komersil berupa pupuk.Â
"Ini masih mencoba alat yang kita pesan dari Jawa Timur. Mungkin (kapasitas kelola) kira-kira bisa mencapai kalau dalam satu hari terus-terusan bisa 1 ton," ucap Budi.
Sedangkan, pengelolaan sampah rumah tangga bisa mencontoh keberhasilan dari Kalurahan Triharjo.
Lurah Triharjo, Sleman, Irawan memperkenalkan, model pengolahan sampah komunal melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di wilayahnya. Model ini sudah dimulai sejak 2012, namun baru dijadikan BUMDes pada 2015.
Adapun, sampah yang dihasilkan di Kalurahan Triharjo selain rumah tangga, juga berasal dari katering, sekolah dan kantor.
Dalam perkembangannya, Irawan menyebut, ada 3 unit TPS untuk pengelolaan sampah yang diberi nama Atras (Agawe Triharjo Resik lan Asri) dengan kapasitas yang berbeda di masing-masing Atras.
Load more