Medan, Sumatera Utara - Organisasi Horas Bangso Batak (HBB) menggelar aksi 1000 lilin sebagai bentuk solidaritas terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (17/7/2022) malam hari.
Namun, Ketua DPC Horas Bangso Batak (HBB) Medan, Tomson Marisi Parapat, jelaskan, aksi tersebut terhambat dan sempat molor, karena anggota organisasi HBB sempat adu mulut atau cekcok dengan oknum polisi yang mengenakan baju preman.
"Awalnya, massa mulai berdatangan sejak pukul 18.00 WIB. Jumlahnya hampir 50 orang. Lalu puluhan massa HBB itu memasang lilin dan berdoa bersama di Taman Makam Pahlawan, Jalan Sisingamagaraja, Kota Medan," cerita Tomson kepada tvonenews.com melalui pesan WhatsApp, Senin (18/7/2022).
Kemudian, saat aksi tersebut hendak digelar, satu di antara petugas polisi dengan mengenakan baju warna hitam bercorak bunga-bunga mendatangi massa. Lalu, petugas tersebut yang mengaku polisi dari sektor setempat memepertanyakan surat izin atas aksi terssbut.
"Terjadilah perdebatan alot itu, dan membuat kegiatan tersebut jadi molor dan terhambat. Namun, usai dari perdebatan alot itu, kami organisasi HBB tetap terus melaksanakan aksi bakar 1.000 lilin," ujarnya.
Sambungnya mempertegaskan bahwa aksi yang dilakukan Organisasi HBB adalah aksi berdoa bukan aksi onar. Bahkan, ia katakan aksi adalah wujud keprihatinan Organisasi HBB dengan sesama orang Batak.
Di samping itu, Ketua Horas Bangso Batak (HBB) Tomson Marisi Parapat mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk mendesak penuntasan kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Jadi, kami tidak terima diperlakukan seperti ini," ujar Ketua DPC HBB Kota Medan Tomson Marisi Parapat.
"Jadi seharusnya bapak polisi seharusnya bisa merespon secara positif. Di sini kami hanya memanjatkan doa, agar kasus ini bisa terang benderang," ungkapnya.
Selain itu, Ketua Horas Bangso Batak (HBB) Tomson Marisi Parapat mengatakan kasus penembakan Brigadir J yang dilakukan Bharada E terdapat banyak kejanggalan dan rekayasa.
"Maka dari itu, kami meminta untuk kasus ini diusut tuntas oleh penegak hukum terkhusus Bapak Kapolri,"pungkasnya.
Untuk diketahui, aksi tersebut tetap dilakukan meski massa hanya memasang lilin dan berdoa sebentar. Massa kemudian membubarkan diri. (Aag)
Load more