Lanjutnya menuturkan, sewaktu ke lokasi sempat mengecek makam Sisingamangaraja XII, ternyata rombongan tersebut mengambil tanah di bawah bambu dekat makam. Namun di luar areal makam Sisingamangaraja XII. Makam pemimpin warga Batak itu masih aman.
"Alasan mereka datang karena neneknya (yang sudah meninggal) datang ke mimpi dan membisikkan ada bagian tubuhnya di Desa Sion Sibulbulon. Nenek mereka kemudian yang menuntun sampai ke lokasi tersebut," jelas Jumrin.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat itu warga marah kepada rombongan tersebut karena tidak izin terlebih dahulu kepada penatua adat atau pihak terkait saat ingin ke makam Sisingamangaraja XII.
"Kata mereka tanah itu mau dibawa ke sebuah makam di Desa Matiti," tambah Jumrin. (Ssg/Aag)
Setelah itu, ia pun menghubungi polisi untuk mengamankan 11 orang tersebut agar tidak memicu kemarahan warga sekitar, dan kemudian dibawa ke Mapolsek Parlilitan.
"Sempat ada mediasi yang dilakukan oleh Polsek Parlilitan dan hasilnya, tanah tersebut dikembalikan lagi ke tempat semula. Dan kalau memang rombongan itu merasa ada jejak sejarah neneknya di situ, alangkah lebih baik dibicarakan dahulu ke penatua adat dan pihak terkait lainnya," kata Jumrin. (Ssg/Aag)
Load more