Bengkulu - Minyak goreng langka dan harga yang melambung memaksa sebagian pedagang kecil yang bergantung pada minyak goreng, terpaksa menaikkan harga dagangan mereka. Bahkan tak sedikit dari mereka terpaksa menutup usaha sembari menunggu harga minyak goreng kembali normal.
Salah satunya diungkapkan Ikhsan pedagang gorengan di kawasan Singaran Pati, Kota Bengkulu. Dirinya terpaksa menutup usahanya karena tidak sanggup membeli minyak goreng yang cukup tinggi bahkan langka, jika dinaikkan harga pun, biaya produksi tak sebanding.
"Sementara kita tutup aja dulu, bagaimana kita mau jualan untuk mendapatkan minyak goreng ini pun susah apalagi harganya terlalu mahal, padahal usaha kita ini membutuhkan minyak goreng kan gitu,” kata Ikhsan.
Lain halnya dengan Hendro pedagang pisang geprek di Kota Bengkulu, sejak sepekan terakhir dirinya terpaksa menaikkan harga dagangannya seribu rupiah per buah, yang sebelumnya dijual dengan harga 2 ribu rupiah per buahnya, ini disertai langkanya pasokan minyak goreng. Padahal, sebelumnya dirinya menggunakan tak kurang dari enam hingga tujuh liter per hari.
"Sekarang susah mas, sejak minyak langka ini kita terpaksa menaikkan harga untuk mengimbangi biaya pembelian minyak goreng yang mahal. Sebelum langka perhari saya menggunakan 6-8 liter sehari nah sekarang mampu membeli hanya 2 liter mas,” ujarnya.
Dilanjutkan Hendro, ada yang jual minyak goreng namun harganya mencapai 45 ribu per satu liter kemasan, minyak goreng ini pun didapat harus ke warung kelontong yang berada di pelosok pemukiman.
"Sekarang saya beli satu liter minyak kemasan satu liter 45 ribu rupiah, padahal sebelum langka harga minyak bisa dibeli dengan harga 14-16 ribu rupiah mas,” pungkasnya. (Miko/Nof)
Load more