Samosir, tvOnenews.com - Peristiwa kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, kembali terjadi diduga sejak hari Minggu sore kemarin, hingga Selasa sore (23/7/2024).
Kawasan yang terbakar sebagian besar berada di perbukitan hutan lindung di enam desa di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Samosir. Keenam desa yang terpantau terjadinya kebakaran berada di Desa Huta Gurgur, Desa Ginolat, dan Desa Hasinggahan di Kecamatan Sianjur Mula Mula. Berikutnya kebakaran juga terjadi di wilayah Desa Tamba di Siparmahan Kecamatan Sitio –Tio, dan Desa Turpuk Limbong dan Desa Boho di Kecamatan Harian.
Lokasi kebakaran berada di sekitar kawasan perbukitan dan hutan menyebar di wilayah Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mula Mula hingga di Kecamatan Sitio Tio, dan diperkirakan telah menghanguskan 98 hektare kawasan hutan dan perbukitan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Sarimpol Simanihuruk menyebutkan, terdapat enam desa di tiga kecamatan yang hingga hari ini terdampak terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Ada enam desa yang terdampak terjadinya peristiwa kebakaran yang kembali terjadi setelah sebelumnya sempat padam. Akibat kebakaran yang kembali terjadi ini, telah menghanguskan sedikitnya 98 hektare lokasi hutan dan lahan di perbukitan Danau Toba,” sebut Sarimpol Simanihuruk.
Disebutkannya, kobaran api yang cukup besar di lokasi perbukitan yang terjal, membuat petugas gabungan cukup kesulitan guna memadamkan api, dan hingga saat ini menurut Sarimpol petugas dari tim gabungan TNI – POLRI, Manggala Agni, KPH III Humbahas, petugas Damkar, BPBD Kabupaten Samosir dan warga masih terus berjibaku siang dan malam guna memadamkan api.
“Upaya pemadaman masih terus kita lakukan bersama dengan tim gabungan dibantu oleh warga, kondisi medan yang sulit menjadi penyebab utama upaya pemadaman api,” tambah Sarimpol.
Terpisah, Gatot Rudiantoro, Kepala Stasiun BMKG Kelas II Silangit mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Samosir untuk tetap waspada menghadapi musim kemarau yang menjadi ancaman pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan, dapat sewaktu-waktu kembali terjadi di wilayah ini.
Menurut Gatot, dari pantauan kondisi cuaca musim puncak kemarau saat ini, udara terasa kering dengan kelembapannya antara 50 sampai 60 persen, yang artinya akan memicu tingkat kekeringan yang tinggi yang dapat mempercepat terjadinya kebakaran.
“Puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Samosir telah mulai sejak bulan Juli yang akan terus berlangsung hingga bulan Agustus pada minggu kedua mendatang, dengan kelembaban udara hanya mencapai 60 persen yang menyebabkan kawasan hutan dan lingkungan sekitar mudah terbakar untuk itu tetap waspada,” sebutnya. (dsg/nof)
Load more