Peran Bendung Air Majunto Mukomuko bagi Perekonomian Petani
- Tim TvOne/Miko
Mukomuko, tvOnenews.com - Di Kabupaten Mukomuko, khusus sawah yang telah teraliri air maka petani mampu memproduksi padi sebanyak tiga kali panen. Air melimpah mengaliri ribuan hektare sawah di Kabupaten Mukomuko tak lepas dari peran vital Bendung Air Manjunto yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 lalu.
Meski hampir 40 tahun beroperasi memakmurkan ribuan petani, namun optimalisasi bendung belum maksimal dari total 9.493 hektare lahan potensial baru separuhnya atau 4.116 hektare sawah teraliri.
Potensi produksi gabah bila bendungan dimaksimalkan mencapai 336.000 ton gabah per tahun cukup untuk makan masyarakat di beberapa Kabupaten di Bengkulu.
Sementara saat ini hanya mampu menghasilkan 68.176,30 ton gabah per tahun menurut versi dinas pertanian setempat.
Bendung Air Manjunto jantung perekonomian Kabupaten Mukomuko membentang di lima Kecamatan mengairi 27 Desa dan mengaliri 4.116 hektare sawah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, M Rizon menjelaskan produksi gabah di Kabupaten Mukomuko mencapai 68.176,30 ton per tahun. Jumlah tersebut dihasilkan dari sawah yang teraliri air.
"Kendala memaksimalkan hasil panen diantaranya sumber air yang jauh dari lahan sehingga banyak lahan sawah tidak produktif. Diperlukan sarana dan prasarana pendukung termasuk saluran tersier air dari Bendung Air Manjunto ke sawah yang belum produktif. Bila ini dilakukan produksi gabah bisa naik dua kali lipat mencapai 336.000 ton per tahun," kata M Rizon.
Kabupaten Mukomuko menyadari ancaman ekspansi sawit ke lahan sawah begitu massif, maka pemerintah setempat mengeluarkan Perda Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Alih Fungsi dan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Perda ini mengatur larangan alih fungsi lahan potensi sawah menjadi perkebunan sawit, hanya saja Perda ini belum maksimal karena kebutuhan akan jaminan air untuk sawah belum maksimal.
"Larangan alih fungsi sawah ke sawit sudah ada, namun Perda ini harus dikuatkan dengan jaminan air sehingga petani bisa taat. Petani kan butuh kepastian, jadi kalau mereka punya lahan potensi sawah namun tidak ada jaminan air maka mereka nekat tanam sawit," jelas M Rizon.
Diungkapkan Lojo, Petani sawah sekaligus Kades Rawa Mulya, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko, mengatakan bila ada jaminan ketersediaan air untuk persawahan maka petani siap mengganti lahan yang terlanjur ditanami sawit menjadi sawah.
Load more