Madiun, Jawa Timur - Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, yang diperingati setiap tanggal 24 September, sejumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 3 Madiun yang berada di jalan alternatif Madiun-Magetan Desa/Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, berkreasi membatik dengan tema produk pertanian di ruang praktik sekolah setempat, Sabtu (24/9/2022).
Batik khas MTSN 3 Madiun yang diberi nama batik “Magersari” ini diproduksi sendiri oleh para siswa, mulai dari mengemal, melukis, membatik dengan canting hingga proses pewarnaan seluruhnya dilakukan oleh para siswa dan diawasi oleh guru.
Yaitu tanaman jagung, ketela, bunga mangga, kue manco khas Madiun, alat musik gembrung, serta tiang satriyo pinayungpe pendopo muda graha Magetan.
“Hasil riset kami yang pertama adalah produksi pupuk organik yang berbahan dasar sampah sisa selamatan, yang kedua ini adalah membatik di mana cat pewarnanya juga berbahan dasar tanaman Indigovera,” kata Ruwiyati, Sabtu (24/9/2022).
Kepsek MTSN 3 Madiun Ruwiyati tunjukkan batik karya siswanya
Ruwiyati mengaku, bahwa untuk kain memang membeli, tetapi bahan pewarna batik membuat sendiri. Diketahui hasil warna dari tumbuhan Indigovera dikenal sangat awet dan tidak mudah luntur serta ramah lingkungan.
Membatik adalah salah satu dari mata pelajaran muatan lokal MTSN 3 Madiun. Maka untuk seluruh tenaganya yang berjumlah 20 orang, 90 persennya adalah para siswa. Bahkan designer batik motif tanaman jagung ini adalah Nurul Fahma Maulida (15) siswa kelas IX.
“Berawal dari hobi saya menggambar, saya ditawari membatik terus dikasih tema jagung itu, kesulitannya hanya kalau keadaan lingkungan ramai aja karena saya gak bisa konsentrasi," ujar Nurul.
Membatik dengan tema tanaman jagung ini menurut Nurul, hanya bisa dikerjakan saat waktu pelajaran membatik sama jam kosong saja, sehingga satu kain bisa rampung dalam waktu 3 minggu.
Bahkan batik motif tanaman jagung hasil karya siswa MTSN 3 Madiun ini juga mendapat apresiasi dari Dinas Perdagangan Kabupaten Madiun, ketua himpunan kelompok tani Indonesia (HKTI) dan juga Bupati Madiun.
“Saat ini pihak kami memang masih dalam proses izin hak cipta dan juga izin produksi. Ke depan batik tersebut akan kami produksi masal untuk dipakai oleh para guru, karyawan, dan juga komite sekolah," tutupnya. (men/act)
Load more