Lumajang, Jawa Timur - Kenaikan harga telur ayam di Kabupaten Lumajang seminggu terakhir, tidak serta merta berdampak signifikan terhadap kesejahteraan peternak ayam petelur.
Pasalnya, meski harga telur ayam di Pasar Baru Lumajang sudah tembus Rp31.000 per kilogram, harga pakan ayam masih tinggi. Suparman, salah satu peternak ayam petelur di Desa Karangsari, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, mengaku belum bisa meraup untung meski harga telur sudah naik.
Apalagi, bisnis Suparman baru bangkit setelah dua tahun terakhir dihantam pandemi Covid-19 yang membuat sebagian ayamnya sudah dijual.
"Dulu ada 1500 ekor, sekarang tinggal 700 ekor, banyak yang dijual karena Covid kemarin kan sepi," kata Suparman di rumahnya.
Suparman menceritakan, dengan harga Rp31.000 di pasaran, pedagang membeli telurnya dengan harga Rp27.000. Biasanya saat harga normal, telur milik Suparman hanya dihargai Rp19.000 per kilo.
Meski harga telur sudah naik, pakan ternak juga ikut naik. Setiap karung pakan ternak harus dibeli Suparman dengan harga Rp476.000. Satu karung itu hanya cukup untuk memberi makan ayamnya selama dua hari. Itu pun, Suparman masih harus mencampur konsentrat dengan bahan lain seperti kulit padi dan jagung untuk mengirit pakan ayam.
"Saya campur sendiri supaya lebih hemat pakan, kalau gak gitu ya gak bisa untung," tambahnya.
Sedangkan, dalam satu hari, Suparman yang memilik 700 ekor ayam hanya bisa menghasilkan 25 kilogram telur.
"Belum bisa dibilang untung, harga pakan terus naik, belum lagi ini kemarin sudah rugi 800 ekor dijual karena pandemi," pungkasnya. (wso/hen)
Load more