Kali Pertama, Upacara HUT ke 80 Kemerdekaan RI Digelar di atas Dermaga Beton Apung di Selat Bali
- tim tvOne
Banyuwangi, tvOnenews.com – Untuk kali pertama, puluhan warga mengikuti upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Kemerdekaan RI di atas dermaga beton apung di Pelabuhan Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (17/8).
Tentu saja upacara kali ini berlangsung berbeda dibanding upacara pada umumnya. Sebab pengibar bendera, pemimpin upacara, dan peserta berada di atas dermaga yang mengambang di tengah lautan.
Prosesi upacara pengibaran bendera dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, dan berlangsung selama sekitar satu jam. Tiga petugas pengibar bendera Merah Putih melaksanakan prosesi tersebut di atas dermaga apung. Tiang bendera terpasang kokoh di sana.
Dipilihnya Pantai Marina Boom untuk upacara kali ini memang ada hal yang istimewa sekaligus untuk mengingatkan kembali sejarah perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda.
Pertempuran di Pantai Boom, Banyuwangi, yang terjadi selama masa perang kemerdekaan, merupakan bagian dari Pertempuran Selat Bali yang terjadi pada 5 April 1946. Pertempuran ini melibatkan pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) melawan pasukan Belanda dan berakhir dengan kemenangan bagi pihak Indonesia.
Ini merupakan bagian dari upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus 1945. Dan untuk mempertahankan kedaulatan negara, pertempuran ini melibatkan pertempuran laut dan darat di sekitar pelabuhan.
Inspektur upacara Sersan Mayor Sunoto mengatakan, upacara pengibaran bendera di dermaga apung merupakan pengalaman baru yang luar biasa.
"Kami bisa melihat pemandangan sekeliling dari atas laut di lokasi pengibaran bendera. Bagi saya, pengalaman ini sungguh istimewa," kata anggota TNI Angkatan Laut itu.
Ia berharap, upacara tersebut bisa menginspirasi para generasi muda untuk cinta Indonesia sekaligus cinta akan bahari.
"Saya juga salut, karena ternyata ada karya dari putra Banyuwangi berupa beton apung yang bisa dipakai untuk kegiatan seperti ini," ungkapnya.
Menlu, penggagas upacara bendera di atas dermaga ponton apung sekaligus pemilik dermaga apung, mengatakan, proses pengibaran bendera digelar seperti pada umumnya.
"Seperti yang kita tahu, wilayah daratan Indonesia hanya sekitar 30%, sementara lautannya mencapai hampir 70%. Maka kemerdekaan Indonesia yang utuh bukan hanya di darat, tetapi juga di laut," ungkap dia.
Ia berharap, upacara tersebut bisa menginspirasi. Termasuk mengingatkan kembali akan peran para pahlawan bangsa di lautan untuk menjaga keamanan republik.
"Di Indonesia, keberadaannya sangat strategis karena kita memiliki ribuan pulau yang sulit dijangkau. Dermaga terapung bisa menjadi salah satu solusi. Selain efisien secara biaya, juga mampu menjangkau hampir seluruh wilayah kepulauan Indonesia," tutur dia.
Secara spesifikasi, dermaga apung tersebut memiliki kemampuan angkut sekitar 40 ton.
"Tadi saat upacara, hanya digunakan sekitar 30 orang dengan berat rata-rata 80 kg. Jadi totalnya hanya 3,2 ton. Artinya, masih jauh di bawah kapasitas maksimal," pungkas Menlu. (gol)
Load more