Pasokan Berkurang, Harga Cabai Rawit di Lumajang Tembus Rp 60 Ribu per Kilogram
- tvone - wawan s
Lumajang, Jawa Timur - Belum tuntas dengan permasalahan harga minyak goreng yang mahal dan langka, kini mayarakat dihadapkan kembali dengan naiknya sejumlah harga sembako lainya, salah satunya cabai dan bawang merah yang sangat dikeluhkan pedagang maupun pembeli. Andri Faradiyawati (42 tahun), salah satu pedagang pasar tradisional Seruji, Lumajang, mengaku dibuat pusing dengan mulai naiknya harga cabai dan bawang merah.
"Sudah jualan sepi akibat pandemi, eh malah sekarang harga cabai dan bawang ikutan naik seperti minyak goreng," keluh Andri, Senin (7/3).
Andri mengaku, dalam sepekan terakhir harga cabai dan bawang setiap hari mengalami kenaikan. Cabai rawit dari harga Rp 50.000 kini naik menjadi Rp 60.000 perkilogram, cabai rawit hijau dari harga Rp 25.000 naik menjadi Rp 35.000 perkilogram, sedangkan cabai merah naik dari harga Rp 40.000 menjadi Rp 46.000 perkilogramnya.
Kenaikan serupa juga terjadi pada harga bawang merah dari harga Rp 24.000 menjadi Rp 35.000 perkilogram, sedangkan bawang putih masih stabil dengan harga Rp 23.000 perkilogram.
Kenaikan harga ini diduga kuat akibat berkurangnya pasokan dari pedagang besar dari luar kota. Penyebabnya, saat ini cuaca buruk sedang terjadi sehingga banyak petani gagal panen.
"Cabai dan bawang merah ini di pasok dari luar kota, namun sudah berkurang dibandingkan biasanya," kata Andri.
Disamping itu, sejak tiga bulan terakhir pasokan cabe dari petani lokal di lereng Semeru juga tidak ada akibat bencana yang terjadi.
"Sebelum erupsi kemarin, pasokan cabai cukup lancar dari wilayah Pronojiwo, Sumbermujur, dan Penanggal," kata Andri.
Akibat naiknya harga-harga ini, para pedagang mengaku omzet penjualannya menurun akibat sepi pembeli. Para pembeli tak kalah jengkelnya dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini.
"Harga minyak goreng saja belum tuntas dan masih langka, malah sekarang cabai dan bawang ikutan naik, sebentar lagi apalagi yang naik," ujar Nanis, salah satu pembeli sambil menggerutu. (Wawan Sugiarto/rey)
Load more