Hindari Hubungan di Luar Nikah dan Bantu Masyarakat Kurang Mampu di Nganjuk, 48 Pasangan Nikah Gratis
- Kasianto
Nganjuk, tvOnenews.com - Sebanyak 48 pasangan bujang, gadis, duda, dan janda mengikuti pernikahan massal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Katebupan Nganjuk. Prosesi pernikahan yang dilaksanakan sesuai adat Jawa ini bertujuan membantu masyarakat yang kurang mampu.
Tradisi unik nikah massal yang pertama kali dilakukan Pemkab Nganjuk ini digelar di Pendopo KRT Sosrokoesumo Pemkab Nganjuk, Sabtu (16/9) malam.
Prosesi nikah massal digelar layaknya pernikahan secara umum dengan berbagai rangkaian adat Jawa.
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menjelaskan, nikah massal ini pertama kali digelar oleh Pemkab Nganjuk untuk masyarakat yang kurang mampu, agar mereka dapat merasakan resepsi pernikahan seperti yang lainnya, dilaksanakan sesuai dengan adat Jawa yang dipercaya masyarakat.
Presesi pernikahan dan temu manten juga dilaksanakan seperti pengantin secara umum dengan rangkaian adat Jawa.
"Prosesi temu manten diawali dengan balangan gantal atau lempar gantal, dimana gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih akan saling dilempar oleh kedua pasangan. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita sebagai tanda bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih, dan pengantin wanita akan menunjukkan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami," ungkap Marhaen.
"Setelah prosesi balangan gantal, kemudian dilanjutkan dengan ngidak tagan atau injak telur. Ritual menginjak sebutir telur ayam mentah oleh mempelai pria dilaksanakan sebagai harapan bahwa ia akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu. Kemudian, sang istri akan membasuh kaki suaminya sebagai tanda kasih sayangnya," kata Marhaen.
Lebih lanjut Marhaen Djumadi menambahkan, temu manten juga dilaksanakan prosesi sinduran dimana kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah.
"Pada ritual ini, keduanya dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan sang mempelai wanita," jelas Marhaen.
Menurut Marhaen, prosesi pernikahan yang dilaksanakan sesuai adat Jawa ini bertujuan membantu masyarakat yang kurang mampu. Dengan menggunakan dana gotong royong, yang sebelum sudah koordinasi bersama Kementrian Agama Kabupaten Nganjuk terkait akad nikahnya.
Load more