Lebih lanjut Marhaen Djumadi menambahkan, temu manten juga dilaksanakan prosesi sinduran dimana kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah.
"Pada ritual ini, keduanya dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan sang mempelai wanita," jelas Marhaen.
Menurut Marhaen, prosesi pernikahan yang dilaksanakan sesuai adat Jawa ini bertujuan membantu masyarakat yang kurang mampu. Dengan menggunakan dana gotong royong, yang sebelum sudah koordinasi bersama Kementrian Agama Kabupaten Nganjuk terkait akad nikahnya.
Selain itu Marhaen menegaskan, gelaran nikah massal ini juga sesuai janji politik saya, yang sebelumnya telah saya sampai di awal menjabat Bupati Nganjuk.
"Jadi, nikah massal untuk membantu masyarakat kurang mampu ini merupakan janji politik pada akhir jabatan Bupati Nganjuk," ucap Marhaen.
Sementara salah satu peserta nikah massal Idham Kholik mengaku sangat bersyukur dengan adanya nikah massal gratis.
“Sehingga perempuan yang saya pinang, yang sebelumnya mau menjalankan pernikahan terkendala biaya, kini bisa terlaksana menjalankan akad nikah dan menjadi istri yang sah,” ucapnya.
Kholik bercerita, kalau dirinya mengenal calon istrinya (Putri Wahyuni) sudah lama dan pertama kali kenal ketika belanja ke pasar, kemudian menjalin asmara lebih dekat.
“Pada waktu itu, kepingin cepat nikah, tapi sayang kendala biaya pernikahan menjadi penghalang sementara,” tambahnya.
Load more