Banyuwangi, tvOnenews.com - Penanganan sampah plastik mendapat perhatian serius di Banyuwangi. Pertama kalinya di Indonesia, kabupaten ujung timur Jawa ini meluncurkan pusat pencegahan polusi plastik (living lab). Lokasinya di Desa Pancoran, Kecamatan Rogojampi.
Pusat pencegahan polusi plastik ini dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) berkolaborasi dengan the Partnership for Plastics in Indonesian Society (PISCES).
“Program ini akan membantu mengakselerasi upaya penanganan sampah di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (29/5).
Living lab ini diisi tim peneliti yang akan mengoptimalkan langkah-langkah penanganan sampah plastik di Bumi Blambangan. Selama ini, Banyuwangi telah melaksanakan beragam program pengelolaan sampah secara kolaborasi. Salah satunya, lewat project STOP (Stop Ocean Plastics) yang membantu pengelolaan sampah laut di perairan Muncar.
Program kolaborasi bersama PT Systemiq Lestari Indonesia ini kini diperluas skalanya dengan mendirikan pusat daur ulang sampah di Kecamatan Songgon. Tempat daur ulang ini menjangkau 5 kecamatan lain di sekitarnya.
Banyuwangi juga bersinergi dengan NGO Sungai Watch melakukan pembersihan sampah di sungai. Selain itu, sinergi juga dijalin bersama asosiasi pengelolaan sampah dari Norwegia, Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC). Lembaga ini menyiapkan masterplan pengelolaan sampah.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kemenko Marves, Rofi Alhanif menjelaskan living lab ini merupakan ruang terbuka bagi para peneliti, pemerintah, swasta, masyarakat dan para innovator. Kegiatannya, menggodok berbagai inisiatif dan inovasi terkait sampah plastik. Bagaimana mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pengelolaan plastik dalam siklus penuh plastik, serta menyusun sistem pengelolaan limbah untuk merancang rantai solusi kemitraan antara pemerintah, bisnis, dan industri.
Load more