Kampoeng Wisata Heritage Kayoetangan Malang, Warga Keluhkan Kampoengnya Jadi Tematik
- tim tvone - edy cahyono
"Pembeli dulu pernah sampai gazebo dekat sungai, sekarang satu hari gak dapat apa-apa. Sabtu dan Minggu saja pernah gak dapat satu rupiah pun. Sebulan dapat Rp100 ribu ya pernah," katanya.
Sementara Joni Ketua RT 2 RW 9 Kelurahan Kauman menyebutkan, bahwa memang tak ada satu persen pun yang masuk ke kawasan Kampoeng Wisata Kayoetangan Heritage meski di kawasan pedestrian ramai wisatawan.
Padahal, Pokdarwis sekitar sudah berupaya agar pengunjung masuk, namun hasilnya masih nihil.
"Di luar memang ramai kalau malam, tapi tidak ada satu persen pun yang masuk ke kampung. Pokdarwis juga berupaya agar pengunjung juga masuk ke kampung. Ya biar UMKM ini bisa bernafas juga," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi mengaku bahwa pihaknya tak bisa menyalahkan keinginan wisatawan jika memang mereka lebih memilih untuk berada di sepanjang pedestrian Kayutangan Heritage.
Namun, ia memastikan bakal mengembalikan eksistensi Kampoeng Kayoetangan Heritage sebagai daya tarik utama destinasi wisata.
Maka, pihaknya ingin menyeimbangkan antara kawasan pedestrian Kayutangan Heritage dan Kampoeng Kayoetangan Heritage.
"Dengan fasilitas di luar mulai lengkap dan jadi saya tarik wisawatan, sehingga memang wisawatan berkurang masuk ke dalam," ujar Baihaqi, Jumat (19/5).
Maka, sejumlah event dan promosi telah disiapkan Disporapar Kota Malang berkolaborasi dengan sejumlah perangkat daerah lain.
Pihaknya sudah menyiapkan anggaran untuk berbagai promosi dan event kampung tematik, khususnya untuk mengembalikan daya tarik wisata Kampung Kayutangan Heritage.
"Kita berupaya bagaimana caranya di dalam bisa kembali optimal. Kita punya rencana di tahun 2023 dan sudah kami anggarkan untuk event dan promosi guna menarik wisata masuk dan ramai kembali," ungkapnya.
Ia mencoba memberikan pengertian kepada warga Kampoeng Kayoetangan Heritage bahwa penyempurnaan kawasan Kayutangan setelah ditetapkan sebagai destinasi wisata Kota Malang memang butuh waktu.
"Kita butuh waktu, namanya membangun kan gak bisa sekaligus langsung sempurna. Yang penting kami tetap komitmen mengoptimalkan kampoeng Kayoetangan menjadi daya tarik wisata," pungkasnya. (eco/hen)
Load more