Agus Setyo Wibowo menambahkan terlambatnya P2P Dinkes dalam mengatasi permasalahn ini, akan sangat fatal dampaknya terhadap masyarakat. Angka sebaran penyakit leptospirosis terus melonjak. Bahkan pada pekan ini anak 8 tahun diduga terinfeksi bakteri leptospira hingga mereggang nyawa.
"Hal ini disebabkan karena Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan seringkali terlambat. Sebab mereka mengendalikan dan mencegah setelah terjadi serangan dan kurangnya sosilisasi penyakit menular dan tidak menular di masyarakat,” jelasnya.
Perlu diketahui, tikus yang telah terbunuh atau tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi, yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi.
Untuk mengendalikan hama tikus, masyarakat meminta Pemerintah Daerah menjadi komando untuk serentak mengendalikan populasi tikus, guna menekan angka penderita leptospirosis zerro di masyarakat.
Di samping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar. (asw/hen)
Load more