Didatangai Kemenag, Ini Alasan Perempuan Berdiri pada Shaf Depan Salat Id di Al-Zaytun: Memuliakan Perempuan
- Tim tvOne/opi Riharjo
"Mereka muslim semua. Kita tidak bisa memaksakan dengan konsep pemahaman keagamaan mereka," tukas Aan.
Aan menambahkan, dalam pembicaraan tersebut juga sempat terlontar pernyataan dari pimpinan Mahad Al-Zaytun bahwa mereka akan membuat kejutan. Namun, kejutan tersebut bersifat positif.
"Tidak tahu apa. Katanya wait and see," pungkas Aan.
Aan menyatakan, Kemenag memberikan kebebasan kepada semua umat Islam untuk menjalankan ajaran agama sesuai keyakinan dan mahzab yang mereka yakini. Namun intinya, pelaksanaan ajaran agama itu tidak merugikan orang lain dalam beribadah kepada Allah SWT.
"Selagi tidak melanggar aturan yang qoth’i, kita berikan kebebasan," tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua DKM Masjid Agung Indramayu tersebut.
Meski demikian, lanjut Aan, pandangan Kemenag terhadap pelaksanaan sholat Idul Fitri di Mahad Al-Zaytun tetap merujuk pada sikap MUI. Dia menyebutkan, berdasarkan penjelasan dari Pengurus MUI Pusat, KH Marsudi Syuhud, bahwa salat berjemaah yang dilakukan jemaah laki-laki dan perempuan secara bercampur itu memang sah walaupun makruh.
"Kemenag merujuk pernyataan pengurus MUI bahwa salat itu tetap sah walau ada kemakruhan," kata Aan.
Aan berharap, kedepan masyarakat bisa hidup tenang dalam beragama dan tidak ada hiruk pikuk yang menguras tenaga maupun pikiran. Dia pun mengajak semua pihak untuk membangun kesejahteraan dengan umat yang taat beribadah kepada Allah SWT. (oro/ebs)
Load more