Didatangai Kemenag, Ini Alasan Perempuan Berdiri pada Shaf Depan Salat Id di Al-Zaytun: Memuliakan Perempuan
- Tim tvOne/opi Riharjo
Terkait adanya seorang jemaah perempuan di barisan depan jamaah laki-laki, pihak Kemenag Indramayu mendapat penjelasan bahwa hal itu sebagai bentuk pemuliaan terhadap perempuan.
"Jadi perempuan tidak mesti berada di sudut ujung beradanya. Itu pemahaman dia. Dan kami menghargai pemahaman dan pola pikir beliau terkait memuliakan perempuan," cetus Aan.
Bahkan, lanjut Aan, pimpinan Mahad Al-Zaytun malah bertanya balik tentang kesalahan dalam memuliakan perempuan.
"Dan perempuan yang ada di samping saya itu perempuan yang sangat saya muliakan sekali. Apakah salah ketika saya memuliakan seorang perempuan," kata Aan menirukan ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.
Aan mengaku tidak menanyakan secara langsung kepada pimpinan Mahad Al-Zaytun mengenai identitas jemaah perempuan tersebut. Namun dari informasi yang diperolehnya dari sumber lain, jemaah perempuan tersebut merupakan istri dari Syekh Panji Gumilang.
Aan pun mengaku sudah menyampaikan pernyataan pengurus MUI Pusat, yang menyatakan bahwa salat yang didalamnya bercampur jemaah laki-laki dan perempuan itu merupakan makruh, meski sholatnya tetap sah.
Namun, lanjut Aan, pihak Al Zaytun menyatakan bahwa hal itu merupakan sebuah pilihan. Pasalnya, makruh bersifat abu-abu.
"Dan salat Id itu sunah. Kenapa yang sunah harus dipermasalahkan?" kata Aan kembali menirukan ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.
Sementara itu, mengenai adanya dua orang badal di samping imam, Aan menjelaskan, bahwa keduanya dipersiapkan untuk menggantikan imam. Hal itu jika terjadi sesuatu pada imam, yang membuat imam tersebut tidak dapat meneruskan salatnya.
Sedangkan mengenai adanya seorang laki-laki Nasrani yang ikut dalam barisan jamaah sholat Id, Aan menyatakan bahwa Mahad Al-Zaytun selama ini menerapkan moderasi yang sangat bagus.
"(Seorang Nasrani ditempatkan di barisan depan jamaah sholat) itu mungkin menghormati,"tutur Aan.
Lebih lanjut Aan menyatakan, Kemenag hanya bisa memberikan arahan dan tidak bisa memaksakan suatu paham atau ajaran yang diyakini kelompok tertentu. Selagi ajaran tersebut tidak menyimpang. Dia mencontohkan, di Indonesia ada NU, Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad dan lainnya.
Load more