Jembrana, Bali - Pembangunan Jalan Tol Jagad Kerthi Bali dimulai dengan ditandai peletakan baru pertama oleh Menteri PUPR, M. Basoeki Hadimoeljono bersama Gubernur Bali, Wayan Koster, di Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (9/9).
Pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali sepanjang 96, 21 kilometer ini ditargetkan selesai pada tahun 2025.
"Saya ingin minta betul kepada Bapak Tito (Kepala Pelaksana Tol Jagat Kerthi), bahwa penyelesaian hanya 90 kilo meter, saya ingin mengikuti irama (gamelan) Jegog tadi, irama rock n roll. Tapi kalau diselesaikan 7 tahun, 9 kilometer itu keroncong," kata Menteri Basoeki dalam sambutannya.
"Jadi saya mohon dengan sangat, karena ini kebutuhan yang memang untuk masyarakat, segera akan kita dapat selesaikan pekerjaan bangunan Jagat Kerthi Tol Bali ini, (di tahun) 2023 nanti mulai fisik atau mulai sekarang, dan insyaallah bisa diselesaikan tahun 2025.
Jadi saya mohon dengan sangat, kita bisa bekerjasama dengan (ritme) rock n rool minimal dua shift, bekerja tujuh hari seminggu," imbuhnya.
Menteri Basuki juga mengingatkan pembangunan jalan tol khususnya di Bali pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas dan segi estetikanya. Ia juga menunjuk Gubernur Bali untuk mengawasi kualitas pembangunan Jalan tol tersebut.
"Tadi saya bercanda, tapi ini serius saya akan memberikan surat tugas kepada Bapak Gubernur sebagai pengawas lapangan. Karena beliau, yang sehari-hari ada di lapangan untuk menjaga kualitas jalan tol kita. Dan ini tol di Bali daerah wisata internasional, daerah wisata dunia, kita harus menunjukkan kita harus membangun jalan tol dengan kualitas yang baik," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, selain kualitas yaitu juga harus memiliki estetika yang harus diperhatikan oleh kontraktornya.
"Nanti, saya akan betul-betul (melihat) estikanya, tidak hanya membangun struktur-struktur jalan, tapi estikanya harus diperhatikan," ujarnya.
"Saya sangat gembira, karena antara Pekutatan-Mengwi akan ada jalur sepeda motor dan bahkan jalur sepeda, ini salah satu perhatian kita kepada sosial heritage kita di Bali. Jadi, walaupun ada jalan tol, jalan sepeda bisa tetap menikmati alam Jembrana, alam Tabanan, dan Badung, masih bisa kita nikmati dengan motor maupun dengan sepeda," terangnya.
Menteri Basoeki juga menekankan, untuk pembangunan jalan tol ini yang harus diperhatikan adalah kualitas dan estetikanya serta kecepatan dalam bekerja untuk pembangunan tersebut.
"Saya akan cek betul, minimal dua shift, satu hari dan tujuh hari seminggu. Kalau bisa mungkin tiga shift sehari, seperti rock an rool tadi. Kalau, cuman kerja biasa-biasa itu sudah lewat waktunya. Kita harus kerja lebih keras untuk lebih cepat, karena ini tuntutan masyarakat jauh lebih tinggi dari pada yang kita siapkan," ujarnya.
"Apa yang kita lakukan ini, bukan mewah-mewahan, tapi sekedar mengejar ketertinggalan, kita masih tertinggal dalam infrastruktur. Kita masih sangat tertinggal, jadi yang kita lakukan kecepatan ini, hanya sekedar untuk mengejar ketertinggalan tersebut," ujarnya.
Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster, dalam sambutannya mengatakan, pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali sepanjang 96,21 kilo meter merupakan satu-satunya jalan tol yang pertama kali dibangun dengan tambahan fasilitas seperti jalur sepeda maupun kendaraan umum, baik roda empat maupun juga roda dua.
"Jalan tol ini akan melewati 3 kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa dengan estimasi daya konstruksi sebesar Rp24 triliun dan dikerjakan oleh pelaksana yang profesional di bidangnya," jelas Koster.
Ia juga menyatakan, pembangunan jalan tol ini akan membawa dampak positif bagi pembangunan dan keseimbangan perekonomian antara Bali Utara, Selatan Timur, Barat dan Tengah.
"Dan saya sudah memberikan briefing kepada semua pejabat agar tidak main-main di dalam proses pekerjaan ini. Terutama, para pejabat di lingkungan Kabupaten Jembrana, Tabanan, maupun Badung. Bupatinya, camatnya, kepala desa dan bendesa desa adat harus bekerja dengan fokus, tulus, lurus dengan niat baik supaya proses ini berjalan dengan lancar dan mendapat restu dari alam semesta di Provinsi Bali," ujarnya.
Ia juga menyatakan, bahwa pembangunan Tol Jagat Kerthi memiliki tujuan yang sangat mulia, sebagai sarana yang memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Bali yang diyakini akan mampu memberikan dampak positif bagi Pemerintah Daerah (Pemda) maupun masyarakat Bali dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja dan efisiensi jarak dan waktu tempuh logistik.
"Bahkan, akan mampu menjadi pemicu timbulnya destinasi wisata baru serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di Provinsi Bali," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya sangat bahagia karena desain dari jalan tol ini menghindari jalur-jalur yang terkena subak dan tempat suci. Sehingga, memang infrastuktur menjadi sangat berat, banyak jembatan yang juga harus dibuat ke bawah, sehingga tidak mengorbankan subak maupun juga tempat suci yang ada di wilayah yang akan dibangun di kawasan jalan tol ini.
"Saya kira merupakan bagian tanggung jawab kita untuk memelihara kearifan lokal di Bali dengan tetap bisa memungkinkan ruang, membangun infrastruktur yang akan memberi dampak kepada kesejahteraan masyarakat," ujarnya. (awt/hen)
Load more