Auditorium Poltekkes Sorong: Dari Beban Anggaran Jadi Penggerak Ekonomi
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Auditorium Politeknik Kesehatan Sorong yang semula hanya digunakan untuk kegiatan akademis kini menjadi salah satu pusat aktivitas event di Papua Barat Daya. Transformasi ini menggeser paradigma pengelolaan barang milik negara—dari sekadar objek pemeliharaan menjadi sumber pendapatan dan fasilitator pertumbuhan ekonomi.
Gedung seluas 3.223 meter persegi berkapasitas 1.200 orang itu dulunya menelan biaya pemeliharaan sebesar Rp498 juta per tahun. Kini, auditorium tersebut menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Rp1 miliar per tahun. Perubahan pola pemanfaatan BMN ini juga memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 124,8 juta bagi Pemerintah Kota Sorong. Pelaku usaha industri event setempat merasakan dampaknya dengan total penghasilan mencapai Rp23,5 miliar per tahun.
Konteks Pertumbuhan Kota
Kota Sorong tengah mengalami transformasi sebagai pintu gerbang Tanah Papua sekaligus pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2022, Sorong resmi menjadi ibu kota Provinsi Papua Barat Daya. Posisi geografisnya yang menghubungkan jalur perdagangan nasional dan internasional menarik minat investor, mendorong pertumbuhan sektor jasa, perdagangan, dan industri kreatif.
Namun, pertumbuhan ekonomi yang pesat ini menghadapi kendala infrastruktur. Berbagai kegiatan seperti peluncuran produk, pameran perdagangan, hingga pelatihan peningkatan kapasitas SDM membutuhkan sarana pertemuan modern yang memadai. Gedung pertemuan dengan fasilitas mumpuni menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung ekosistem bisnis yang terus tumbuh.
Di tengah dinamika inilah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Sorong menginisiasi transformasi Auditorium Poltekkes Sorong. Gedung yang semula hanya digunakan untuk kegiatan akademis kini dibuka untuk publik sebagai pusat industri kreatif.
Mengisi Kekosongan Infrastruktur
Keberadaan auditorium berstandar modern menjadi sinyal bahwa suatu kota siap menjadi pusat ekonomi di kawasannya. Sorong sebenarnya sudah memiliki sejumlah venue seperti Balai JA Jumame dan Al-Akbar Convention Center. Namun, fasilitas tersebut belum dilengkapi dengan audio visual mutakhir. Banyak perusahaan dan organisasi terpaksa menunda acara atau mengalihkan penyelenggaraan ke kota lain.
Auditorium Poltekkes Sorong mengisi kekosongan itu dengan menyediakan kelengkapan teknis memadai untuk event berskala nasional. Keberadaan gedung dengan segala fasilitasnya menunjukkan komitmen dalam mendukung geliat investasi di timur Indonesia. Lebih dari itu, gedung pertemuan ini juga menggerakkan rantai usaha pendukung seperti jasa katering, transportasi, akomodasi, dekorasi, hingga percetakan.
Load more