Aceh tamiang, tvOnenews.com - Proses penanganan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh Tamiang terus dilakukan. Salah satu titik fokus pembersihan berada di Pesantren Darul Mukhlisin, Kampung Tanjung Karang, yang terdampak parah akibat tumpukan Kayu gelondongan dan lumpur.
Sejak Minggu lalu, pembersihan di lingkungan pesantren telah memasuki hari ketiga. Sejumlah Alat berat dikerahkan untuk mengangkat kayu-kayu berukuran besar yang menumpuk di halaman pesantren.
Kayu-kayu tersebut memiliki volume cukup besar, dengan ketinggian mencapai 15 hingga 20 meter, sehingga membutuhkan penanganan khusus menggunakan alat berat.
Proses pembersihan dilakukan dengan metode membuka akses terlebih dahulu, yakni meminggirkan tumpukan kayu agar alat berat dan truk dapat masuk ke area terdalam.
Kedalaman tumpukan kayu dan lumpur di lokasi ini mencapai sekitar tiga hingga empat meter, dengan kondisi lumpur setinggi pinggang hingga dada orang dewasa.
Pengerjaan pembersihan dilakukan secara intensif mulai pagi hingga tengah malam. Kayu-kayu yang berhasil diangkat kemudian dipindahkan ke lahan kosong di sekitar pesantren untuk ditumpuk sementara.
Selain halaman pesantren, pembersihan juga dilakukan di fasilitas lain seperti masjid dan ruang-ruang kelas.
Aparat TNI bersama tim gabungan turut membantu membersihkan lumpur tebal yang sebelumnya memenuhi area pesantren. Demi keselamatan, sebanyak 215 santri telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
Pesantren Darul Mukhlisin sempat menjadi sorotan publik karena posisinya yang menahan tumpukan kayu gelondongan saat banjir bandang.
Banyak pihak menyebut pesantren ini sebagai “benteng” Aceh Tamiang, karena keberadaannya dinilai mencegah kayu-kayu tersebut masuk ke pusat kota dan menimbulkan kerusakan yang lebih luas.
Pihak pengelola pesantren bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait juga telah bersepakat bahwa kayu-kayu hasil pembersihan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, seperti perbaikan rumah atau keperluan lainnya.
Penanganan bencana di Aceh Tamiang masih terus berlangsung, dengan aparat gabungan berupaya mempercepat pemulihan fasilitas umum dan lingkungan terdampak agar aktivitas masyarakat dapat segera kembali normal.