Makassar, tvOnenews.com - Kasus Penculikan bilqis terus dikembangkan aparat kepolisian meski balita berusia 4 tahun tersebut telah kembali ke keluarganya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Polisi membongkar jaringan perdagangan anak lintas provinsi yang diduga memperjualbelikan anak melalui media sosial.
Kasus ini berawal saat Bilqis dilaporkan hilang saat menemani ayahnya berlatih tenis di Taman Paku Sayang, Makassar, pada Minggu 2 November.
Rekaman CCTV menunjukkan korban dibawa seorang perempuan bersama dua anak lain yang identitasnya belum diketahui.
Laporan kemudian disampaikan keluarga ke Polsek Panakukang serta mendapat pendampingan dari LBH Makassar.
Setelah melakukan pelacakan intensif, Unit Reserse Polrestabes Makassar menemukan Bilqis di wilayah Tabir Selatan, Merangin, Jambi pada Minggu 9 November. Korban ditemukan dalam kondisi ketakutan dan kini menjalani pemulihan trauma.
Sejauh ini, sedikitnya empat pelaku dari jaringan yang beroperasi di sejumlah daerah telah ditangkap. Para pelaku diketahui terhubung di sebuah grup Facebook yang digunakan sebagai wadah jual beli anak dengan dalih adopsi ilegal.
Dua tersangka disebut telah enam kali melakukan transaksi serupa. Sementara tersangka lain yang berperan di wilayah Jambi disebut telah melakukan hingga sembilan transaksi.
“Yang jelas yang bisa kita telusuri saat ini untuk yang diamankan di Sukoharjo ini dia sudah transaksi istilahnya sudah berhubungan dengan Meri yang di Jambi tiga kali.
Sementara yang Meri ini sudah sembilan kali. Tapi tidak menutup kemungkinan jumlah sebenarnya lebih dari itu,” ujar pihak kepolisian dalam keterangannya.
Polisi saat ini menelusuri jejak digital jaringan tersebut, termasuk peran admin grup yang diduga mengatur transaksi. Metode kerja pelaku teridentifikasi melalui komunikasi tertutup di media sosial.
Korban diketahui sempat sulit dibawa oleh petugas karena trauma. Polisi kemudian menghubungi orang tua korban untuk menenangkan Bilqis hingga akhirnya dapat digendong dan diamankan.
Pengembangan kasus masih berjalan, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan jaringan perdagangan anak yang lebih luas.