Jakarta, tvOnenews.com - Ironi terjadi di tengah gencarnya pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang diluncurkan pemerintah pada Juli 2025.
Puluhan anak di RW 6, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, justru mengalami putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi dan belum tersentuh bantuan pendidikan.
Program Sekolah Rakyat sendiri telah digelar serentak di 63 titik seluruh Indonesia dengan tujuan memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Pemerintah berharap inisiatif ini dapat menekan angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Namun, di Duri Kosambi, sebanyak 48 anak dari jenjang SD hingga SMA terpaksa berhenti sekolah.
Selain terbentur biaya, mereka juga tidak mendapatkan bantuan seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) atau program bantuan lainnya.
Sebagian anak mencoba melanjutkan pendidikan lewat program paket, tetapi keterbatasan sarana menjadi kendala, sebab di wilayah tersebut tidak terdapat sekolah swasta gratis yang bisa mereka akses.
Fenomena ini disebut sebagai “gunung es” permasalahan pendidikan di DKI Jakarta.
Meski demikian, pemerintah telah menanggapi cepat persoalan ini, dan beberapa anak mulai kembali bersekolah.
Seorang orang tua mengaku gembira jika anaknya bisa kembali melanjutkan pendidikan.
Pada tahun anggaran 2025, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk penerima KJP.
Harapannya, akses pendidikan bisa merata dan benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.