Langkat, Sumatera Utara – Polisi masih mencari tiga anak warga Dusun Pulka, Desa Namanjahe, Kecamatan Salapian, Langkat yang hilang secara misterius sejak Minggu, 18 Oktober 2020. Sudah lebih dari sepuluh hari berlalu tetapi petugas dan warga masih belum berhasil menemukan mereka.
Kapolres Langkat, AKBP Edi Suranta Sinulingga mengatakan pihaknya terus menyisir area radius 100 hektare dari titik terakhir para korban terlihat.
“Kami fokus kepada titik di mana ketiga anak tersebut beraktivitas, kemudian terakhir kali dilihat itu di sekitar radius 100 hektare, itu masih tetap terus dicari secara berulang-ulang. Ada juga tim lain dari warga yang melebarkan pencarian di radius 200-300 hektare. Tapi fokus kami di 100 hektare tersebut yang kami cari berulang-ulang semua lokasi, semua kondisi di lapangan itu jangan sampai luput dari pencarian kami,” ujar Edi, Rabu, 28 Oktober 2020.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi di antaranya adalah operator alat berat, pengawas pengerukan parit, dan warga yang merekam momen sebelum anak-anak itu dinyatakan hilang.
Sebelumnya sempat beredar video amatir yang mengabadikan anak-anak yang sedang bermain di lahan perkebunan PT LNK, di Kecamatan Salapian, Langkat.
Dalam rekaman yang viral terlihat sejumlah anak, di antaranya adalah Yogi Tri Herlambang yang pertama kali terlihat melintas, kemudian Nizam Auvar Reza, anak yang memakai baju kuning. Serta Alfisa Zahra, anak yang terakhir kali melintas. Anak-anak itu terlihat antusias berlari sambil melihat dan menunjuk ke arah alat berat yang sedang membuat parit di lokasi perkebunan kelapa sawit.
Video ini diabadikan oleh Sulastri, tetangga dari ketiga anak berusia tujuh tahun itu pada hari Minggu pagi. Polisi sudah menggali keterangan dari Sulastri. Namun wanita ini mengaku tak mengetahui ke mana anak-anak itu pergi setelahnya.
“Ya ketiganya lari ke sana, lari ke sini sambil nonton gitu lah. Tadinya kan dia ke pinggir parit, sudah gitu rasanya kurang puas dia nyeberang. Maksudnya nyeberang nggak di hadapannya gitu lah. Jongkok senang gitu tengoknya. Enggak perhatikan lagi setelahnya,” kata Sulastri.
Orang tua para korban telah melaporkan menghilangnya putra-putri mereka ke polisi. Mereka meyakini anak-anaknya masih hidup. Pencarian pun terus dilakukan walau belum terlihat hasilnya.
Polisi juga telah menyebarkan selebaran yang berisi identitas ketiga korban untuk mempermudah pencarian. Bukan hanya petugas, warga pun ikut membantu mencari Yogi, Nizam, dan Zahra.
Sementara itu lokasi hilangnya ketiga anak sekarang justru menjadi tempat wisata dadakan. Setiap hari ada ratusan sampai ribuan orang mendatangi dusun yang hanya ditinggali 60 kepala keluarga ini.
Pengunjung datang untuk melihat langsung lokasi hilangnya tiga anak secara misterius.
Sebagian orang hanya melihat-lihat, tetapi beberapa lainnya ikut bersama tim relawan mencari korban di lokasi perkebunan. Sejumlah tokoh spiritual dari berbagai daerah seperti Medan dan Aceh juga mengadakan ritual untuk menemukan ketiga anak yang hilang. Aktivitas mereka menjadi perhatian warga. (act)