Jakarta, tvOnenews.com - Penyebab kecelakaan maut yang menewaskan 9 orang siswa, seorang guru, dan seorang pengendara di Kawasan Ciater Subang Jawa Barat Sabtu Pekan lalu hingga saat ini masih terus ditelusuri.
Setelah Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat dan Satlantas Polres Subang melakukan olah tempat kejadian perkara ( Tkp), kini giliran pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang melakukan penyelidikan.
Dalam investigasinya KNKT menyoroti sistem pengereman yang diduga alami blong.
Saat petugas gabungan dari agen pemegang merek atau APM pabrikan pembuat bus melakukan pemeriksaan fisik kendaraan kecurigaan Kecelakaan bus Trans Putra Fajar akibat rem blong pun terungkap.
Hasilnya ditemukan adanya material alat pengereman yang telah dirubah, serta adanya kebocoran pada mekanik pengereman baik kebocoran oli maupun angin.
Tak hanya itu bus Keluaran tahun 2006 itu uji KIRnya sudah habis sejak Desember 2023 lalu.
Masih kerapnya bus tak laik jalan melaju bebas di jalan raya sejatinya sudah menjadi rahasia umum.
Hal tersebut terbukti saat beberapa kecelakaan bus terjadi penyebab utamanya selalu keadaan bus yang tak laik jalan.
Ironisnya mayoritas disebabkan kebocoran pada mekanik pengereman alias rem blong.
Lemahnya pengawasan dari dinas terkait diduga menjadi sebab banyak pengusaha bus nakal memanfaatkan situasi tersebut.
Demi keuntungan besar, tak jarang mereka nekat merekondisi bus tua agar terlihat laik jalan.
Permasalahan semakin rumit saat kepemilikan bus kini mulai marak dimiliki secara pribadi sehingga semakin sulit diawasi apakah bus tersebut layak jalan atau tidak. (awy)