Gagal di SEA Games 2025, Keputusan PSSI Lepas Shin Tae-yong Kian Menuai Kritik: Balik ke Setelan Pabrik!
- Kitagaruda.id
Sementara di level U-23, Garuda Muda sukses melaju hingga semifinal Piala Asia U-23 2024. Capaian itu menjadi bukti bahwa proyek jangka panjang mulai menghasilkan prestasi nyata.
Momentum tersebut sempat memunculkan optimisme tinggi di kalangan publik jelang Piala Dunia 2026. Banyak pihak menilai Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencetak sejarah.
Namun, pemecatan STY justru terjadi saat fase krusial dimulai. Proyek yang belum sepenuhnya rampung seolah dihentikan sebelum mencapai titik puncaknya.
Pasca kepergian STY, PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas senior. Nama besar Kluivert memang menghadirkan ekspektasi tinggi dari sisi reputasi internasional.
- Kitagaruda.id
Meski demikian, transisi yang terjadi dinilai belum menghadirkan kesinambungan filosofi permainan. Ciri agresif dan pressing ketat yang melekat pada era STY perlahan menghilang.
Timnas Indonesia kini terlihat bermain lebih reaktif dan minim keberanian dalam duel intens. Pola tersebut memunculkan kesan kemunduran dibandingkan pendekatan sebelumnya.
Sorotan juga mengarah kepada Indra Sjafri yang menangani kelompok usia. Meski sarat pengalaman, pendekatan yang diterapkan dinilai belum sepenuhnya menjawab tuntutan sepak bola modern.
Kegagalan di SEA Games 2025 pun dijadikan cermin bahwa proses regenerasi belum berjalan optimal. Hal ini memperkuat keresahan publik terhadap masa depan Timnas Indonesia.
Gelombang kekecewaan pun membanjiri media sosial X. Banyak warganet secara terbuka menyesalkan keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong saat Timnas sedang berada di jalur positif.
“Baru kelihatan jalannya, Shin Tae-yong malah dipecat. Sekarang Timnas Indonesia kembali ke setelan pabrik,” tulis seorang warganet.
Sebagian lainnya menilai kemunduran prestasi sebagai sinyal kembalinya sepak bola Indonesia ke masa lalu. Kekhawatiran tersebut muncul karena pola permainan dinilai kehilangan arah.
“Dulu kalah tapi jelas progresnya. Sekarang kalah, mainnya juga tidak jelas. Ini Timnas Indonesia kembali ke zaman kegelapan,” tulis warganet lainnya.
Momentum menuju Piala Dunia 2026 juga menjadi sorotan tajam. Publik menilai keputusan tersebut berpotensi menghambat mimpi besar yang sudah berada di depan mata.
“Piala Dunia 2026 sudah di depan mata, tapi proyeknya dihentikan sendiri. Kalau begini, jangan salahkan siapa-siapa kalau kita mundur lagi,” tulis komentar lain.
Load more