Terbongkar Taktik Licik Arab Saudi yang Bisa Hancurkan Mimpi Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026, Diam-diam Lakukan Ini ..
Skuad Garuda dijadwalkan menghadapi Arab Saudi dan Irak di laga tandang yang akan digelar di Stadion King Abdullah, Jeddah, Arab Saudi.
Laga pertama akan mempertemukan Indonesia dengan Arab Saudi pada Kamis, 9 Oktober 2025, pukul 00.15 WIB. Empat hari berselang, tepatnya pada Minggu, 12 Oktober 2025 pukul 02.30 WIB, tim asuhan Kluivert akan berjumpa Irak.
Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia memasuki babak krusial. Timnas Indonesia tergabung di Grup B bersama dua raksasa Asia — Arab Saudi dan Irak — dalam putaran keempat yang akan digelar mulai Oktober mendatang.
Namun, pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali justru menyampaikan kekhawatiran tajam terkait ketimpangan non-teknis yang dirasakan Timnas Indonesia dalam persaingan ini.
“Saya ini agak ragu, karena ada permasalahan-permasalahan non-teknis yang harus kita siapkan secara mental,” ujar Akmal dilansir dari kanal YouTube iNews.
Menurutnya, fakta bahwa pertandingan akan berlangsung di Arab Saudi dan Qatar, dua negara yang juga menjadi sponsor utama di babak ini, memunculkan dugaan kuat soal keberpihakan.
“Artinya secara non-teknis, Qatar dan Arab Saudi sudah memesan dua tiket untuk ke Piala Dunia. Tinggal putaran kelima,” tegasnya.
Akmal Marhali juga menyoroti jadwal pertandingan yang dianggap timpang. Indonesia akan menghadapi Arab Saudi lebih dulu pada 8 Oktober, lalu melawan Irak di 11 Oktober.
Di saat yang sama, Arab Saudi akan beristirahat dan baru melawan Irak setelah Indonesia lebih dulu "menguras tenaga" lawan yang sama.
“Arab Saudi-nya istirahat. Arab Saudi tunggu capek Irak, baru main lawan Irak,” ujarnya.
Tak hanya itu, Akmal mempermasalahkan keputusan AFC yang menunjuk wasit Ahmed Al-Ali asal Kuwait, negara yang masih satu kawasan dan budaya dengan Arab Saudi.
“Dia bisa ngomong bahasa Arab, orang Indonesia nggak bisa pakai bahasa Arab. Bisa saja komunikasi tertentu yang mereka saling paham dan kita nggak,” tegas Akmal.
Di akhir pernyataannya, Akmal menyebut bahwa faktor non-teknis seperti pengaruh finansial tak bisa dikesampingkan dalam proses kualifikasi menuju Piala Dunia.
Load more