Keputusan PSSI Ganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert Dinilai Keliru? Bintang Naturalisasi Timnas Indonesia: STY Itu...
- Istimewa
tvOnenews.com - Meski saat ini Timnas Indonesia sudah dinyatakan lolos putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, tapi ada sebagian fans yang belum puas dengan kinerja Patrick Kluivert.
Pasalnya, menurut para fans Garuda, untuk lolos putaran keempat, Shin Tae-yong juga bisa melakukan hal serupa.
PSSI tanpa harus memecat Shin Tae-yong, dan menggantinya dengan Patrick Kluivert.
"Kocak gak habis pikir cara pikiran PSSI, kalau cuma round 4 STY pasti bisa lakukan, secara fisik, gameplay spirit juang lebih baik era STY," tulis fans Garuda di media sosial.
Ada juga fans Garuda yang menganalisis kekurangan para pemain di era kepelatihan Patrick Kluivert.
"Era Patrick: fisik pemain lemah, stamina drop, kurang disiplin, bola sering lepas, penguasaan bola kalah, pressing sangat lemah, organisasi tim kurang kompak, bermain lebih individu daripada bermain secara tim," tulis penggemar.
"Jarak antar pemain kurang rapat, umpan-umpan pendek jarang terlihat, akurasi operan passing kurang tepat, sering memainkan umpan lambung dan lain-lain, timnas kembali ke masa kegelepan meski dipenuhi pemain bintang," sambung analisis penggemar.
- Kolase tvOnenews.com/ Tim tvOnenews.com - Julio Trisaputra
"Pemainnya sama, malah sekarang tambah amunisi baru, kenapa enakan dulu jaman STY kalau dilihat," komen fans.
"Jelas lebih bagus STY fisik dan taktik bermain," ungkap fans.
Sebagaimana diketahui, publik dihebohkan atas pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia pada awal tahun 2025.
Setelah bekerja sama kurang lebih 5 tahun, PSSI memutus kerja sama dengan pelatih asal Korea Selatan itu setelah gagal melangkah lebih jauh di Piala AFF 2024.
Salah satu alasan diduga PSSI memecat Shin Tae-yong adalah dinamika ruang ganti.
"Kalau saya lihat, memang dinamika ini cukup kompleks. Kalau saja waktu itu kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin kurang baik juga," ujar Erick Thohir saat konferensi pers, Senin (6/1/2025).
Menurut Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pertimbangan untuk berhenti kerja sama dengan Shin Tae-yong itu sudah muncul sejak pertandingan Indonesia vs China.
Saat itu, skuad Garuda takluk 1-2 dari tuan rumah China, pada pertandingan yang berlangsung di Qingdao, 15 Oktober 2024.
"Tapi ini sudah dirasakan sejak pertandingan, bahkan mungkin sebelum Indonesia lawan China, tetapi waktunya terlalu mepet." ujarnya.
"Makanya saya ceritakan, sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi." sambungnya.
PSSI pun bergerak cepat dengan mencari pengganti Shin Tae-yong. Sosok Patrick Kluivert ditunjuk sebagai suksesor STY untuk melanjutkan perjuangan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sementara itu, Greg Nwokolo, eks pemain naturalisasi Timnas Indonesia ini sangat senang perkembangan skuad Garuda sejak diasuh oleh Shin Tae-yong.
Bahkan, dia salah satu sosok yang kerap mendukung STY agar tetap menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Dia tahu betul apa yang dialami oleh Shin Tae-yong sebagai pelatih, dan mengerti akan dinamika di dalam skuad Garuda sebagai mantan pemain Timnas Indonesia.
"Shin Tae-yong on the stand, awal dia datang dia mau nurut,'oh pemain lokal aja, ayo, apa hasilnya nggak bagus,'" ujar Greg Nwokolo dilansir dari Youtube PODSEA.
"Dia (Shin Tae-yong) sadari bahwa satu hal yang buat dia bertahan di Indonesia adalah hasil, dia cari pemain di luar," sambungnya.
Menurut Greg Nwokolo, kita hanya lihat hasil saja, tapi abai terhadap proses apa yang dilakukan dan dibangun oleh Shin Tae-yong di Timnas Indonesia selama kurang lebih empat tahun.
"Makanya kita lihat sekarang, kita hanya melihat hasil, tapi kita nggak lihat apa yang Shin Tae-yong lakukan," ujarnya.
"Aku tahu apa yang dia hadapi, karena aku pernah berada di situ, orang di media bisa punya opini ini itu, but it's not easy, belum lagi pelatih online," paparnya.
Mantan pemain bintang Persija Jakarta itu juga mengungkap juga alasan emosional Shin Tae-yong tiap Timnas Indonesia bisa menang.
"Saya mengerti dia, makanya kalau lihat dia setiap menang pertandingan, dia selalu emosional, karena dia tahu apa yang dia hadapi itu tidak mudah," ujarnya. (ind)
Load more