Simon Tahamata Terkejut dengan Kondisi Indonesia, Akui Prihatin dengan Talenta Sepak Bola Tanah Air: Terlambat!
- Tim tvOne/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala pemandu bakat timnas Indonesia, Simon Tahamata mengungkap alasannya bergabung ke skuad Garuda.
Dia menyatakan kedatangannya ke Indonesia bukan untuk urusan lain selain membantu sepak bola nasional berkembang.
Pria asal Belanda berdarah Indonesia ini mengatakan, dirinya terpanggil untuk kembali ke tanah leluhur dan berkontribusi demi kemajuan sepak bola Tanah Air.
"Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa tetap di Ajax, tetapi saya mau kembali ke sini. Menolong Patrick dan teman-teman di sini. Kami datang untuk bantu Indonesia, juga anak-anak muda," ujar Simon dilansir Rabu (4/6/2025).
Simon yang berbicara dengan Bahasa Indonesia terbata-bata menegaskan bahwa perannya murni untuk dunia olahraga.
"Bukan politik, saya di sini buat olahraga. Ini tanah Indonesia akan besar," tuturnya.
Misi Mengembangkan Talenta Sejak Dini
Simon resmi ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia pada 22 Mei 2025.
Kedatangannya merupakan bagian dari langkah strategis PSSI untuk memperkuat fondasi pengembangan pemain menuju Piala Dunia 2026 dan jangka panjang.
Tugas utama Simon adalah mengidentifikasi serta merekrut pemain-pemain potensial, baik dari dalam negeri maupun diaspora, khususnya di Belanda—tempat dia lama berkecimpung sebagai pelatih dan pemandu bakat di Ajax Amsterdam.
"Di Belanda, pemain dibina sejak usia delapan tahun. Tapi di sini baru mulai dari usia 13 atau 15 tahun. Sudah terlambat," ujarnya.
Kolaborasi dengan Tim Pelatih Timnas
Dalam menjalankan perannya, Simon akan bekerja erat bersama pelatih timnas senior Patrick Kluivert, pelatih timnas U-23 Gerald Vanenburg, pelatih timnas U-17 Nova Arianto, serta jajaran pelatih lainnya.
Dia juga akan terlibat dalam kolaborasi teknis bersama tokoh-tokoh yang memiliki keterkaitan dengan Ajax, seperti Jordi Cruyff, Sjoerd Woudenberg, dan Denny Landzaat.
Menurutnya, membentuk tim kuat tidak hanya berbicara soal individu yang sudah jadi, tetapi juga soal akar pembinaan.
"Saya mau pakai anak-anak orang Indonesia. Bukan dari China, bukan Belanda. Tapi dimulai dari anak-anak muda. Sekarang, dengan pemain dari Belanda dan China, mereka bisa bantu Indonesia menang lawan China dan Jepang. Itu yang paling penting," tambahnya.
Load more