Gercepnya Simon Tahamata, Belum 3 Hari Direkrut jadi Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia Langsung Dekati Pemain Ajax Amsterdam Ini
- Ajax Amsterdam Official
tvOnenews.com, Jakarta – Setelah PSSI resmi menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat (Head of Scouting) Timnas Indonesia, kans untuk merekrut pemain diaspora berkualitas dari Eropa makin terbuka lebar.
Salah satu nama yang langsung dikaitkan dengan langkah strategis ini adalah Tristan Gooijer bek muda berbakat milik Ajax Amsterdam.
Penunjukan Simon Tahamata bukan langkah sembarangan. Legenda sepak bola Belanda berdarah Maluku itu merupakan mantan pelatih teknis akademi Ajax selama satu dekade (2014–2024).
- PSSI
Kebetulan itu juga tempat di mana Tristan Gooijer mengasah bakatnya sejak usia muda. Gooijer sendiri tercatat bergabung ke akademi Ajax sejak 2016 dan dipromosikan secara bertahap hingga sempat bermain di tim senior Ajax Amsterdam, sebelum kemudian dipinjamkan ke PEC Zwolle musim ini untuk mendapatkan menit bermain reguler.
Hubungan kedekatan Tahamata dengan Gooijer tentu menjadi faktor kunci dalam negosiasi pendekatan pemain keturunan ini.
PSSI kini punya figur yang secara langsung mengenal karakter, kualitas, dan latar belakang Gooijer sesuatu yang akan memudahkan dalam proses identifikasi serta pendekatan naturalisasi.
Siapa Tristan Gooijer?
Usia: 20 tahun
Posisi: Bek kanan / bek tengah
Tinggi: ±180 cm
Klub: PEC Zwolle (pinjaman dari Ajax Amsterdam)
Keturunan: Indonesia (dari garis keluarga)
Karakteristik: Agresif, cepat, pandai membaca permainan, dan punya ketenangan seperti tipikal bek modern.
- Instagram - Tristan Gooijer
Gooijer telah mencuri perhatian sejak membela tim muda Ajax, dan kini menunjukkan performa stabil di Eredivisie bersama PEC Zwolle. Ia adalah bagian dari generasi emas akademi Ajax yang dikenal mencetak pemain-pemain kelas dunia.
Ketertarikan Gooijer Membela Timnas Indonesia
Yang paling menarik, Tristan Gooijer secara terbuka sudah menyatakan ketertarikannya membela Timnas Indonesia. Dalam wawancara dengan media Voetbal Primeur pada Maret 2025.
“Saya sangat menghormati cara sepak bola di Indonesia dan saya melihat perkembangan yang dialami tim nasional. Saya tidak menutup kemungkinan untuk masa depan,” katanya.
Pernyataan ini tentu menjadi sinyal positif, karena menunjukkan bahwa ia bukan hanya layak secara teknis dan administratif, tetapi juga memiliki niat pribadi.
Load more