tvOnenews.com - Tak hanya Timnas Indonesia yang bersaing untuk memperebutkan tiket menuju Piala Dunia 2026. Para pemain yang ada di dalam skuad Garuda juga saling bersaing.
Apalagi dengan masuknya Mees Hilgers dan Eliano Reijnders membuat peta persaingan di internal tim Garuda makin menarik.
Beberapa nama bahkan dikabarkan berpotensi tercoret dari skuad Shin Tae-yong jelang laga tandang ke Bahrain dan China.
Contohnya, pada posisi center bek. Dengan datangnya Mees Hilgers, persaingan untuk posisi bek tengah di Timnas Indonesia akan semakin sengit.
Saat ini saja skuad Garuda memiliki Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner, Wahyu Prasetyo, hingga Muhammad Ferarri.
Jika Mees Hilgers bergabung ke Timnas maka tak menutup kemungkinan bkal ada nama yang dicoret Shin Tae-yong untuk posisi tersebut.
1. Hokky Caraka
Penyerang PSS Sleman Hokky Caraka menjadi nama kuat pemain yang berpotensi dicoret untuk laga tandang ke Bahrain dan China di bulan Oktober mendatang.
Sebenarnya masuknya nama pemain kelahiran Gunung Kidul ke skuad timnas bulan September lalu juga mengejutkan banyak orang.
Sebab, performa Hokky dinilai masih belum layak untuk duduk di jajaran pemain timnas.
Hokky memang harus bekerja lebih keras lagi untuk membuktikan bahwa masuknya ia ke Timnas bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Tak hanya itu sofascore pun mencatat bahwa penyerang yang lebih sering melebar ke sisi kanan ini hanya memiliki rataan satu tembakan per pertandingan di sepanjang musim ini.
Baru-baru ini, Hokky Caraka mulai menunjukkan taringnya. Di mana ia tampil gacor saat membela PSS Sleman melawan Arema FC dengan menyumbang 2 gol.
2. Wahyu Prasetyo
Masuknya nama Mees Hilgers jelas menjadi alarm tanda bahaya untuk pemain belakang Timnas Indonesia, tak terkecuali Wahyu Prasetyo.
Mantan pemain PSIS Semarang ini terancam dicoret karena ketatnya persaingan di lini belakang tim racikan Shin Tae-yong.
Asanya untuk menambah caps bersama Timnas senior bisa jadi tertunda.
Sejauh ini Wahyu baru menjalani empat laga bersama Malut United dan selalu dipercaya oleh Imran Nahumarury untuk bermain penuh.
Sayangnya, catatan apik 84% operan suksesnya tak bisa menutupi fakta bahwa Wahyu sudah kecolongan dua gol dalam 4 laga.
Tak hanya itu sofascore mencatat bahwa mantan pemain Persik Kendal ini hanya memiliki 59% keberhasilan dalam urusan duel merebut bola.
3. Muhammad Ferarri
Setelah sempat mencicipi 10 menit bermain di laga melawan Arab Saudi, nasib Muhammad Ferarri di Timnas Indonesia masih menjadi misteri.
Sama seperti Wahyu Prasetyo, Ferarri tak boleh berpuas diri dengan performanya saat ini, karena amunisi anyar Mees Hilgers bukanlah pemain sembarangan.
Meski Ferarri juga termasuk pemain andalan tapi Hilgers bermain di kompetisi yang lebih jempolan.
Posisi Pratama Arhan di bek kiri sejatinya sudah terancam Sejak kedatangan Calvin Verdonk.
Arhan yang awalnya hanya bersaing dengan Shayne Pattynama harus menelan kenyataan bahwa Calvin Verdonk adalah seorang pemain jempolan.
Ditambah kenyataan bahwa dua saingannya tadi merupakan andalan di timnya masing-masing makin membuat Arhan gigit jari.
Mantan pemain PSIS Semarang ini bukanlah pemain inti di suwon FC
Sejak bergabung pun Arhan hanya bermain sekali itupun hanya dimainkan sekitar 3 menit saja sebelum diusir keluar karena kartu merah.
Sejak kartu merah itu pemain yang fenomenal dengan lemparan panjangnya ini tak pernah diberi kesempatan lagi.
Sementara di Timnas Indonesia, Shin Tae-yong beberapa kali hanya mencadangkan istri Azizah Salsha.
Mantan kiper andalan Shin Tae-yong, Nadeo Argawinata tampaknya makin lama makin tersisihkan.
Setelah mendapatkan saingan berat bernama Ernando Ari kedatangan dan penampilan luar biasa Maarten Paes membuat namanya makin terlupakan.
Padahal performanya di klub tergolong lumayan. Penampilannya di kompetisi regional pun masih sempurna pemain asal Kediri ini belum pernah memungut bola dari gawang Borneo FC.
Sayangnya performa apik dan ketenangan Nadeo masih akan sulit membuatnya merebut posisi kiper utama dari Maarten Paes.
Terakhir ada Ricky Kambuaya, sama seperti Nadeo. Kambuaya yang juga merupakan adalan STY di masa lalu perlahan mulai tersisihkan.
Performa apik pemain lain dan kedatangan Eliano Reijnders yang serba bisa membuat Kambuaya rawan tercoret dari daftar pemain tengah tim Garuda.
Performa pemain yang sudah memiliki 37 caps di level klub pun tergolong mengecewakan.
Hanya dalam lima laga Kambuaya sudah mengoleksi tiga kartu kuning dan sebuah kartu merah.
Semua kartu kuning tadi didapatkannya pada tiga laga yang pertama dan disempurnakan dengan kartu merah di akhir laga melawan PSM Makassar.
Alhasil, Ricky Kambuaya tak bisa bermain di laga keempat Dewa United melawan PSIS Semarang.
Namun skill pemain yang dikenal sangat teknikal ini tetap menawan sofascore mencatat bahwa Kambuaya memiliki rataan dribel sukses sebesar 70% per pertandingan.
Tak hanya itu rataan umpannya per pertandingan juga masih tergolong tinggi yakni 84%.
Dengan statistik seperti itu tidak mengherankan jika di masa lalu Kambuaya selalu dijadikan andalan oleh Shin Tae-yong.
Namun zaman sudah berubah, kini banyak pemain yang tak kalah berkualitas dari Ricky Kambuaya sudah bergabung.
Sekarang tinggal bagaimana Kambuaya meyakinkan STY bahwa dirinya masih layak untuk dibawa. (tsy)
Load more