Thiago Motta Akhirnya Bicara Blak-blakan usai Dipecat Juventus, Bantah Berbagai Tuduhan tentang Dirinya
- Juventus
Jakarta, tvOnenews.com - Eks pelatih Juventus, Thiago Motta, akhirnya berbicara secara terbuka setelah pemecatannya pada akhir Maret 2025 lalu.
Sang pelatih berdarah campuran Italia-Brasil baru dipinang Bianconeri pada musim panas tahun lalu, seiring dengan kesuksesannya membawa tim semenjana Bologna ke Liga Champions.
Namun, Motta dipecat pada musim pertamanya, seiring dengan kegagalannya untuk mempersembahkan gelar.
- juventus.com
Juve dipastikan mengakhiri musim ini tanpa gelar setelah tersingkir dari Liga Champions, Coppa Italia, dan Piala Super Italia.
Mereka pun sudah tidak bisa bersaing untuk memperebutkan Scudetto, alias gelar juara Serie A.
Motta dipecat setelah Juve menderita dua kekalahan beruntun dari Atalanta dan Fiorentina dengan kebobolan total tujuh gol pada kedua laga itu, selagi tidak bisa mencetak gol.
Pada saat ini, tugas penggantinya, Igor Tudor, hanyalah untuk membawa Juventus lolos ke Liga Champions untuk musim depan, dengan finis di empat besar kasta tertinggi Liga Italia, Serie A.
Setelah dua pekan dipecat, Motta akhirnya berbicara tentang kekecewaannya, namun dia tidak setuju jika disebut gagal, karena targetnya sedari awal musim memang hanyalah empat besar.
- Juventus Official
“Saya tentunya kecewa, karena itu tidak berjalan sesuai dengan yang kami harapkan, terutama di Coppa Italia dan Liga Champions,” kata Motta dalam wawancara dengan Corriere della Sera.
“Namun, saya tidak sepakat ketika orang berbicara bahwa saya gagal. Kinerja kami diganggu ketika hanya terpaut satu poin dari peringkat empat di klasemen, yang mana di awal musim, merupakan target prioritas,” katanya.
Setelah kekalahan 0-3 dari Fiorentina, direktur olahraga Cristiano Giuntoli sempat mengatakan bahwa klub tetap menaruh kepercayaan kepada Motta.
Namun demikian, pernyataan tersebut dikhianati sepekan kemudian, seiring dengan munculnya kabar bahwa ada perpecahan di ruang ganti.
Kini, Motta membantah kabar tersebut, dengan menekankan bahwa kabar perpecahan di ruang ganti adalah kebohongan.
“Di tim besar seperti Juventus, kemenangan adalah sebuah kewajiban dan, terutama dalam dua laga terakhir, kami tidak bermain bagus dan mereka berhak untuk memilih jalur yang lain,” kata Motta.
Load more