Bandung Jadi Kota Tuan Rumah Liga Putri U-15 dan U-18
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Liga Putri akan kembali hidup setelah enam tahun mati suri, dengan tajuk Hydroplus Soccer League. Liga Putri akan digelar dalam dua kelompok usia U-15 dan U-16.
Empat kota tuan rumah telah ditunjuk di antaranya adalah Jakarta, Bandung, Surabaya dan Kudus dengan total 90 tim baik dari sekolah sepak bola (SSB), akademi, dan klub.
Bandung akan menjadi kota kedua penyelenggara setelah Jakarta, dengan pertandingan digelar pada 12 Oktober 2025 di Lapangan Infini Soegiri Pudsikpom Cimahi. Sebanyak 10 tim U-15 dan 8 tim U-18 akan bertanding.
Direktur Program Hydroplus Soccer League, Teddy Tjahjono, menyatakan bahwa ajang ini merupakan kelanjutan dari program pembinaan usia dini yang telah dijalankan oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation, seperti MilkLife Soccer Challenge (U-8 hingga U-12) dan Hydroplus Piala Pertiwi (U-14 dan U-16).
“Liga ini menjadi jembatan penting menuju level kompetitif yang lebih tinggi. Kami ingin menciptakan ekosistem pembinaan yang berkelanjutan,” ujar Teddy.
Kehadiran Hydroplus Soccer League mendapat sambutan positif dari para pelatih. Pelatih Goal Aksis, Oktaviani Prameswari, menyebut liga ini sebagai harapan baru setelah vakumnya Liga 1 Putri sejak 2019.
“Sekarang setiap latihan punya tujuan karena ada liga rutin. Harapannya ini bisa jadi jalan menuju timnas,” kata Oktaviani.
Sebagai mantan atlet, Oktaviani menyebut pentingnya kompetisi untuk mengasah pemain muda mendapatkan pijakan demi membela Timnas Indonesia.
"Saya dulu mantan atlet, dan setelah liga berhenti, kami bingung mau ke mana. Mudah-mudahan liga ini bisa jadi pijakan untuk pemain putri agar bisa menembus level timnas bahkan Piala Dunia,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Pelatih Akademi Persib Putri, Vicry Aries Nugraha, yang menilai kompetisi ini sebagai barometer penting sepak bola putri nasional.
“Dengan adanya liga resmi dan berkelanjutan, kualitas pemain akan lebih terukur dan motivasi mereka meningkat,” jelasnya.
Vicry berharap liga putri dapat memiliki sistem dan regulasi yang jelas layaknya kompetisi sepak bola pria.
“Kalau agendanya pasti, motivasi pemain juga meningkat, dan masyarakat pun bisa kembali menaruh perhatian pada sepak bola putri. Dari situ, kita bisa melahirkan lebih banyak pemain berkualitas,” katanya.
Load more