Misi Ambisius China Jadi Kekuatan Elite Sepak Bola Meski Sempat Dikalahkan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- AFC
Salah satu pilar utama strategi ini adalah pembangunan antara 16 hingga 18 kota sepak bola hingga tahun 2025.
Setiap kota harus memiliki setidaknya dua klub profesional, satu pusat pelatihan nasional untuk pemain muda, dan berbagai fasilitas pelatihan lokal.
Targetnya, setengah dari jumlah pelajar di kota-kota tersebut harus aktif dalam sepak bola, dengan rasio minimal satu lapangan untuk setiap 10.000 penduduk.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberi subsidi besar untuk pembangunan lapangan. Lapangan berukuran penuh (11 lawan 11) mendapat subsidi hingga dua juta yuan per unit.
- REUTERS/Go Nakamura
Â
Pada 2020, China bahkan dilaporkan telah membangun lebih dari 27.000 lapangan sepak bola—melampaui target awal.
Komitmen serius pemerintah juga terlihat dalam upaya memberantas korupsi di dunia sepak bola.
Mantan Presiden Asosiasi Sepak Bola China, Chen Xuyuan, dan mantan Sekretaris Jenderal Liu Yi dijatuhi hukuman penjara akibat kasus suap—langkah yang menunjukkan upaya negara dalam menata ulang fondasi olahraga ini.
Namun, seperti halnya sepak bola yang merupakan permainan tim, kesuksesan tak bisa dicapai hanya dari satu pihak.
Dibutuhkan kerja sama solid antara semua pemangku kepentingan: federasi, pemerintah daerah, sekolah, klub, dan tentu saja masyarakat.
Dengan waktu 25 tahun tersisa menuju 2050, proyek besar China untuk bangkit di kancah sepak bola global masih memiliki jalan panjang.
Tapi satu hal yang pasti, kegagalan demi kegagalan tidak akan menghentikan langkah mereka untuk menjadi kekuatan baru di dunia si kulit bundar.
(sub)
Load more