Dulu Bersinar di Eropa, 3 Mantan Bintang ini Ogah Balik Lagi Main di Liga 1 Indonesia, Alasannya…
- Kolase Instagram
tvOnenews.com - Tiga mantan bintang Eropa ini pernah bermain untuk Liga 1 Indonesia namun memutuskan tak mau kembali.
Kompetisi Liga 1 Indonesia pernah mencoba meningkatkan gengsinya dengan mendatangkan pemain berlabel bintang melalui program Marquee Player pada musim 2017.
Langkah ini diambil untuk mengembalikan pamor sepak bola Indonesia setelah kompetisi domestik sempat mati suri akibat sanksi FIFA.
Namun, meskipun program tersebut berhasil menarik perhatian, kenyataannya tidak semua pemain asing yang datang merasa puas.
Beberapa dari mereka justru kecewa dengan pengalaman bermain di Indonesia dan memutuskan tidak ingin kembali lagi.
Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya adalah masalah adaptasi, kondisi liga yang kurang profesional, hingga permainan yang terlalu keras.
Berikut tiga mantan bintang Eropa yang pernah mencicipi Liga 1 namun enggan untuk kembali.
Kevin Van Kippersluis didatangkan oleh Persib Bandung pada musim 2018 bersama kompatriotnya, Nick Kuipers. Sebelumnya, ia bermain untuk SC Cambuur di Liga Belanda.
Kedatangannya ke Indonesia diharapkan bisa memperkuat lini depan Persib yang saat itu ditangani oleh Robert Rene Albert.
Namun, harapan tinggi tersebut tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan.
Van Kippersluis kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan di Liga 1.
Ia hanya mampu mencatatkan dua gol dalam 15 pertandingan, jauh dari ekspektasi manajemen dan pendukung Persib.
Setelah kontraknya tidak diperpanjang, ia secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap pengalaman bermain di Liga 1.
Menurutnya, keputusan pindah ke Indonesia adalah langkah yang terlalu tergesa-gesa dalam kariernya.
Setelah meninggalkan Persib, Van Kippersluis lebih memilih melanjutkan karier di liga lain ketimbang kembali ke Indonesia.
Boubacar Sanogo adalah striker asal Pantai Gading yang memiliki rekam jejak impresif di Bundesliga Jerman.
Ia pernah bermain untuk klub-klub besar seperti Werder Bremen dan Hamburg SV sebelum akhirnya bergabung dengan Madura United pada musim 2017.
Bersama Peter Odemwingie, ia diharapkan bisa menjadi duet yang menakutkan di lini serang Madura United.
Sayangnya, perjalanan Sanogo di Liga 1 tidak berlangsung lama. Baru tiga bulan bermain, ia secara mengejutkan didepak oleh Madura United.
Manajemen klub memutuskan untuk menggantinya dengan pemain lain setelah melihat performanya yang dianggap kurang memuaskan.
Setelah hengkang, Sanogo tidak segan-segan mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai infrastruktur sepak bola di Indonesia masih jauh dari standar Eropa.
Menurutnya, kondisi lapangan yang buruk serta fasilitas yang kurang memadai membuatnya sulit untuk menunjukkan performa terbaik.
3. Peter Odemwingie
Peter Odemwingie mungkin adalah salah satu pemain dengan nama terbesar yang pernah merumput di Liga 1.
Mantan pemain timnas Nigeria ini pernah bermain di Liga Inggris bersama West Bromwich Albion dan Stoke City sebelum bergabung dengan Madura United pada musim 2017.
Di atas lapangan, Odemwingie sebenarnya tampil cukup impresif.
Ia berhasil mencetak 15 gol dari 22 pertandingan dan menjadi salah satu pemain paling berbahaya di Liga 1 saat itu. Performanya bahkan membuatnya diidolakan oleh para suporter Madura United.
Namun, meskipun sukses secara individu, Odemwingie hanya bertahan selama satu musim di Indonesia. Ia memilih hengkang dengan alasan tidak nyaman dengan gaya permainan di Liga 1.
Menurutnya, kompetisi Indonesia terlalu mengandalkan permainan fisik yang keras, yang berisiko tinggi bagi pemain yang mengandalkan teknik dan kecepatan sepertinya.
Odemwingie sempat mengkritik wasit yang dinilai terlalu longgar dalam mengontrol permainan kasar di lapangan.
Ia juga mengaku beberapa kali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari lawan, yang membuatnya frustrasi dan memutuskan untuk tidak kembali bermain di Liga 1.
Meskipun Liga 1 telah mengalami berbagai perubahan sejak era 2017, pengalaman buruk dari beberapa mantan pemain bintang ini menunjukkan bahwa kompetisi Indonesia masih memiliki banyak hal yang perlu dibenahi. (han/adk)
Load more