Normalisasi dengan Zionis adalah Pengkhianatan, Armada Global Sumud Flotilla Jawab dengan Solidaritas Lautan
- Istimewa
Pernyataan bersama dari badan PBB terkait makanan dan kesehatan memperingatkan bahwa kondisi ini dapat meluas dan meningkatkan angka kematian bila akses bantuan kemanusiaan tidak segera membaik.
Dalam konteks itu, alasan para relawan berlayar dengan membawa makanan, obat, dan logistik, menjadi jelas bahwa jalur laut dipandang sebagai satu-satunya alternatif untuk menyalurkan bantuan langsung, karena akses darat dan udara dikontrol ketat.
Upaya solidaritas ini tidak tanpa risiko. Dalam beberapa hari persiapan di Tunisia, flotilla menghadapi dua insiden yang sangat serius: kapal yang sedang bersandar dilaporkan diserang dengan perangkat nirawak atau drone yang menimbulkan kebakaran pada dek.
Organisasi flotilla dan beberapa pengamat menyatakan video dan bukti awal menunjukkan penggunaan drone tanpa lampu yang menjatuhkan perangkat pembakar, dugaan yang diperkuat oleh pernyataan Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese yang menelaah bukti visual.
Laporan-laporan internasional mengabarkan kedua insiden itu dan menyebut masih berlangsungnya investigasi; otoritas Tunisia sendiri menyatakan akan menyelidiki.
Lebih jauh, tuduhan-tuduhan politis kini mengemuka di panggung regional.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengecam keras apa yang disebutnya sebagai “penargetan kapal sipil” dan memperingatkan bahwa serangan semacam itu, jika dikonfirmasi sebagai tindakan tertentu negara, mendorong konflik melampaui titik lokal menjadi ancaman keamanan kawasan.
Tuduhan tingkat tinggi seperti ini menambah tekanan diplomatik pada insiden yang sedang diselidiki.
Jejak Normalisasi dan Reaksi Publik
Normalisasi antara Israel dan beberapa negara Arab membawa dampak nyata dalam hubungan dagang dan diplomasi.
Misalnya, perdagangan bilateral meningkat secara signifikan antara beberapa negara yang menormalisasi dan Israel sejak 2020, sebuah fakta yang digunakan pendukung normalisasi untuk menjustifikasi perjanjian itu sebagai pragmatis.
Namun para kritikus menekankan bahwa kenaikan perdagangan tidak menebus konsekuensi etis ketika populasi Palestina menderita, dan bahwa perjanjian itu memberi ruang legitimasi politik yang menguatkan tindakan kontroversial di lapangan.
Di sisi publik, jurang antara kebijakan elit dengan persepsi rakyat semakin lebar: protes massal di berbagai kota Arab, gelombang solidaritas lintas negara, serta inisiatif warga (seperti sumbangan kapal oleh warga Tunisia) menunjukkan bahwa dukungan publik seringkali berseberangan dengan langkah-langkah pemerintah yang memilih normalisasi.
Load more