News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Mandat Rakyat yang Dirampok

Pilkada atau pemilu adalah momen rakyat menentukan siapa yang berhak mengemban amanah mereka. Itulah moment of the truth.
Rabu, 4 Juni 2025 - 18:55 WIB
Ilustrasi kotak suara Pemilu 2024.
Sumber :
  • Antara

PILKADA atau pemilu adalah momen rakyat menentukan siapa yang berhak mengemban amanah mereka. Itulah moment of the truth. Karena pemegang mandat rakyat tersebut akan menentukan masa depan mereka: bagaimana pangannya, bagaimana kesehatannya, bagaimana pendidikannya, bagaimana keselamatannya, bagaimana hak-hak sipilnya, bagaimana perumahannya, bahkan bagaimana kematiannya pun tetap terurus. 

Karena itu, dalam demokrasi modern, bahkan dalam sistem politik modern, pemilu dan pilkada adalah peristiwa sakral. Peristiwa suci yang harus dijaga kemurniannya. Segala kemungkinan masuknya kekotoran harus dijaga dari segala pintu. Itulah upaya menggapai primus inter pares, yang utama di antara yang setara – bukan mencari gelap di kegelapan.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Gagasan demokrasi modern sudah muncul sejak abad ke-17, melalui gagasan John Locke, Montesquieu, maupun Rousseau. Namun, baru benar-benar terwujud pada abad ke-18 melalui Revolusi Amerika Serikat (1776) dan Revolusi Prancis (1789). Lalu menyebar dengan cepat setelah Perang Dunia II. 

Sebelum itu, sistem politik dijalani dengan sistem monarki. Hanya keluarga raja dan para ningrat yang bisa duduk di pemerintahan. Melalui sistem Republik – yang bentuk prototipenya sudah ada sejak era Yunani-Romawi – maka siapapun bisa duduk di pemerintahan.

Saat para pendiri bangsa bersidang merumuskan bentuk negara di BPUPKI, sempat muncul usulan bahwa negara Indonesia nanti berbentuk kerajaan. Namun gagasan itu tidak laku. 

Di sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Denmark, Belanda, dan lain-lain sistem kerajaan tetap dipertahankan, namun dikombinasikan dengan sistem demokrasi. Hanya saja, raja hanya sebagai simbol dan kepala negara. Sedangkan kepala pemerintahan bisa siapa saja.

Pada April 2024 lalu, untuk kali pertama Indonesia menerapkan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak. Inilah eksperimen pertama. 

KPU/KPUD, Bawaslu/Bawasluda, DKPP, dan juga MK yang biasanya sepanjang tahun mengurusi perkara pilkada, selanjutnya hanya sekali saja bekerja dalam lima tahun. Bagi negara korup seperti Indonesia, ini bisa bermakna “hujan” hanya sekali terjadi dalam lima tahun. Cilaka.

Gorontalo Utara

Gorontalo Utara (Gorut) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo. Kabupaten ini terbentuk secara resmi pada 2 Januari 2007. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo. 

Gorut terdiri atas 11 kecamatan dan 124 desa. Luasnya 1.703,06 km persegi. Penduduknya berjumlah 132,78 ribu jiwa, jumlah penduduk terkecil di Provinsi Gorontalo, yaitu 10,81 persen dari total populasi di provinsi ini. Gorut memiliki 55 pulau-pulau kecil. Jumlah pemilih di Gorontalo Utara adalah 92.601 orang, yang tersebar di 245 TPS.

Mari kita lihat lebih lanjut kabupaten ini. Pertumbuhan ekonomi Gorut pada 2024 hanya 4,17 persen. Lebih rendah dari Bone Bolango yang 4,19 persen atau Kota Gorontalo yang 4,36 persen. Namun, lebih tinggi dari Boalemo (3,54 persen), Kabupaten Gorontalo (4,10 persen), dan Pohuwato (4,03 persen) – tiga kabupaten lainnya di Provinsi Gorontalo. 

Pada 2024, skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorut adalah 68,83, paling rendah se Provinsi Gorontalo (skor IPM provinsi pada 2023 saja adalah 71,25). Skor IPM Pohuwato 70,19, Boalemo 69,34, Kabupaten Gorontalo 70,96, Bone Bolango 72,82, dan Kota Gorontalo 79,18. Adapun persentase penduduk miskinnya, pada 2024, mencapai 16,86 persen. 

Berdasarkan data BPS tahun 2022, pendapatan Gorut adalah yang terkecil di Provinsi Gorontalo, yaitu hanya Rp 733,5 miliar. Bahkan pada 2023 turun menjadi Rp 707,8 miliar. Sedangkan semua daerah lain mengalami peningkatan. 

Adapun pendapatan per kapita Gorut adalah Rp 33,24 juta per kapita per tahun, pada 2024. Bandingkan dengan pendapatan per kapita provinsi yang mencapai Rp 42,35 juta, itupun pada 2023. Jadi angka Gorut cukup rendah.

Itulah Gambaran tentang Gorontalo Utara. Pada pilkada 27 November 2024, ada tiga pasang calon yang ikut. Pasangan 01 adalah Roni Imran – Ramdhan Mapaliey (Nasdem-Gerindra), pasangan 02 adalah Thariq Modanggu – Nurjanah Hasan Yusuf (Golkar-Golkar), dan pasangan 03 adalah Ridwan Yasin – Muksin Badar (PDIP). 

Pasangan nomor 01 menang telak meraih 54,89 persen, disusul 02 yang meraih 38,41 persen, dan 03 mendapat 6,7 persen. Namun, pasangan 02 menggugat pasangan 03 tentang syarat calon Ridwan yang dinilai tak memenuhi ketentuan perundangan. 
Gugatan diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Gugatan tersebut dikabulkan, namun putusannya harus dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Pasangan 01 yang tidak digugat tak bisa berbuat apapun. Yang menggugat yang kalah, yang digugat yang kalah, namun yang dirugikan yang menang. 

Sungguh putusan yang menurut bahasa netizen sangat membagongkan – membingungkan dan menunjukkan nalar hukum yang absurd. MK juga memerintahkan agar nama Ridwan Yasin harus diganti dengan calon lain. Bagaimana kesalahan pasangan nomor 03 yang perolehannya 6,7 persen bisa menghancurkan pasangan nomor 01 yang meraih 54,89 persen, dan hal itu atas gugatan pasangan nomor 02. 

Maka terjadilah PSU pada 19 April 2025. Hasilnya, pasangan nomor 01 meraih 47,89 persen, pasangan nomor 02 mendapat 51,5 persen, dan pasangan 03 menggapai 0,58 persen. Nama Ridwan Yasin digantikan oleh Mohamad Siddik Nur. 

Kali ini pasangan 02 yang menang. Pasangan 01 melakukan sejumlah langkah. Mereka menilai ada sejumlah kecurangan.

Pertama, pasangan 01 menemukan 280 kasus money politics dengan 310 saksi yang tersebar di 9 kecamatan. Mereka mengadukan ke Bawaslu dan Gakumdu. 

Namun hanya ada enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah para kepala desa, ASN, ada pula yang kepala sekolah, anggota DPRD, dan pengurus partai. Selain itu, ada juga oknum militer. 

Kedua, mengadukan ke Bawaslu Provinsi tentang kecurangan money politics yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM – makna TSM adalah melibatkan struktur politik, dilakukan dengan strategi tertentu, dan memiliki dampak signifikan). Namun Bawaslu menolak gugatan tersebut. 

Ketiga, mengadukan ke DKPP tentang dugaan pelanggaran etik yang dilakukan semua komisioner Bawaslu Provinsi karena bertemu dengan ketua tim pemenangan 02. Patut diduga terjadi persekongkolan politik untuk memenangkan pasangan 02. Karena itu tak heran jika pengaduan ke Bawaslu Kabupaten dan Bawaslu Provinsi menghasilkan putusan yang dinilai menguntungkan pasangan 02.

Keempat, mengadukan ke MK. Ada dua hal yang diadukan, yaitu tentang kecurangan dan money politics yang bersifat TSM serta ada masalah dengan ijazah calon wakil bupati Nujanah Hasan Yusuf dari pasangan 02. Namun seperti pada putusan sebelumnya, putusan MK menguntungkan pasangan 02. 

Kelima, mengadukan soal ijazah bermasalah tersebut ke kepolisian. Hingga kini, Nurjanah masih belum memenuhi panggilan polisi untuk dimintai keterangan tentang ijazahnya tersebut. Apakah ini sengaja mengulur waktu hingga pelantikan terjadi dan situasi politik saat itu menjadi berubah?

Keterlibatan Investor Baru

Secara teoretis, berdasarkan pengalaman di pilkada dan hasil survei, tidak ada perubahan pilihan jika tidak ada suatu peristiwa yang signifikan. Hasil survei pun menunjukkan bahwa pasangan 01 akan memenangkan PSU, bahkan suaranya akan naik. Namun yang terjadi sebaliknya. Pasangan 02 melonjak drastis, dari meraih 38,41 persen melejit ke 51,5 persen. Ada penambahan 13,09 persen dalam waktu singkat.

Ada dua faktor penyebabnya. Pertama, masyarakat Indonesia bersifat paternalistik. Pasangan 02 menggunakan kepala desa maupun tokoh masyarakat yang memiliki kuasa, seperti kepala sekolah maupun aparat. Karena itu, pasangan 01 berhasil melakukan tangkap tangan dan juga melakukan pengaduan terhadap perilaku para kepala desa tersebut. Mengapa mereka mau? Nanti ada penjelasannya. 

Kedua, faktor uang. Berdasarkan tangkap tangan tersebut serta penetapan tersangka oleh kepolisian memang ada dugaan penggunaan uang.

Mengapa hal ini terjadi? Bagi pegiat politik di Gorontalo, semua paham belaka bahwa hal ini terjadi karena hadirnya “investor” baru dalam pilkada Gorut. Investor ini adalah orang yang sama dalam pilkada di Bone Bolango. Secara terbuka, ia membagi-bagikan uang ke masyarakat, bahkan dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Lalu mengapa Bawaslu diam saja? Mungkin mereka takut dan juga mungkin “suka”. 

Sang investor oleh masyarakat Gorontalo dikenal sebagai anggota telik sandi. Dengan ilmu yang dimiliki, dengan keterampilan yang ada, dan dengan jejaring yang dikuasai, tentu gampang saja untuk melakukan semua itu – bahkan secara telanjang. 

Tentu ini sejenis sampah dan kekotoran yang celakanya mendapat pelatihan dari negara yang uangnya dari keringat rakyat yang suci. Dan dia melakukannya bukan atas nama institusi.

Semua inilah yang sebetulnya ingin dibuktikan oleh pasangan 01 di persidangan. Namun semua tahu, negeri ini adalah negeri yang korup. 

Kasus-kasus hakim MK maupun hakim MA yang terpidana sudah banyak terjadi. Namun sampai kapan hal ini akan terus dibiarkan. Mungkin menunggu sampai negeri ini rusak seperti dulu pernah dialami negara-negara Amerika Latin. Para bandit di negara-negara itu pun umumnya lahir dari daerah. 

Di negara yang lemah, daerah adalah persemaian yang paling bagus untuk melahirkan segala jenis war lord. Dan Indonesia sudah mulai menuainya dengan lahirnya war lord lokal yang kemudian masuk ke nasional. Para war lord tersebut mulai meraksasa dengan merampas mandat rakyat. Kisah Escobar di Kolumbia sudah menjadi legendaris. Mungkin di Indonesia tak lama lagi.

Kisah tragis di Gorontalo Utara ini merupakan ironi bagi sejarah Gorontalo yang penuh kisah heroik dan kepahlawanan. 

Di saat daerah-daerah lain mengalami kebingungan menghadapi pergantian penjajah dari Belanda ke Jepang, Nani Wartabone dan kawan-kawan memproklamirkan kemerdekaan. Di saat wakil-wakil rakyat dari negara-negara boneka Belanda membebek, Ajoeba Wartabone dari Negara Indonesia Timur berteriak, “Sekali ke Jogja Tetap ke Jogja”. Maksudnya, ia memilih menjadi bagian dari Republik Indonesia, dibandingkan ikut Belanda. 

Ironisnya lagi, Ajoeba dan Nani berasal dari wilayah yang kini menjadi bagian dari Bone Bolango, yang saat ini, Bone Bolango adalah wilayah pertama yang dibelokkan dari nilai heorisme oleh orang non-Gorontalo. 

Apakah putra-putri Gorontalo akan diam saja menghadapi pembelokan kepahlawanan Gorontalo ini? Katanya sih, tidak. Betulkah? (*)

Oleh Nasihin Masha
Wartawan Senior

Disclaimer: Artikel ini telah melalui proses editing yang dipandang perlu sesuai kebijakan redaksi tvOnenews.com. Namun demikian, seluruh isi dan materi artikel opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

tvonenews


 

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Viral Dua Pria Tergeletak Diduga Korban Kecelakaan di Kemayoran, Polisi Ungkap Faktanya

Viral Dua Pria Tergeletak Diduga Korban Kecelakaan di Kemayoran, Polisi Ungkap Faktanya

Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan dua orang pria tergeletak yang diduga korban kecelakaan di Jalan Benyamin Sueb, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025) pagi.
Bintang Vietnam Dinh Bac Blak-blakan Lantang Usai Antar Timnya Juara SEA Games 2025

Bintang Vietnam Dinh Bac Blak-blakan Lantang Usai Antar Timnya Juara SEA Games 2025

Striker tim U22 Vietnam, Nguyen Dinh Bac, tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya usai membawa negaranya meraih medali emas sepak bola SEA Games ke-33.
Jordi Amat Singgung Beban Pelatih Baru Timnas Indonesia dan Mimpi Piala Dunia 2030

Jordi Amat Singgung Beban Pelatih Baru Timnas Indonesia dan Mimpi Piala Dunia 2030

‎Perbincangan soal pelatih anyar Timnas Indonesia pun ramai di media sosial dan ruang publik sepak bola nasional
Viral Imbauan Jangan Pulang Malam Bagi Warga Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya

Viral Imbauan Jangan Pulang Malam Bagi Warga Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya

Viral di media sosial unggahan video seruan untuk tak pulang larut malam bagi warga Jakarta dan sekitarnya akibat aktivitas supporter Persija yakni Jakmania.
3 Alasan Mengapa Padel Bisa Memberi Manfaat bagi Tubuh dan Mentalmu

3 Alasan Mengapa Padel Bisa Memberi Manfaat bagi Tubuh dan Mentalmu

Padel lebih dari sekedar tren. Sebab, olahraga tersebut bisa mendatangkan tiga manfaat ini bagi tubuh dan mentalmu.
Masalah Klip Pedal Gagalkan Emas Indonesia di Nomor Team Pursuit SEA Games 2025

Masalah Klip Pedal Gagalkan Emas Indonesia di Nomor Team Pursuit SEA Games 2025

Harapan tim balap sepeda Indonesia untuk mempersembahkan medali emas pada nomor men’s team pursuit SEA Games Thailand 2025 harus kandas akibat kendala teknis yang terjadi pada awal perlombaan.

Trending

Jordi Amat Singgung Beban Pelatih Baru Timnas Indonesia dan Mimpi Piala Dunia 2030

Jordi Amat Singgung Beban Pelatih Baru Timnas Indonesia dan Mimpi Piala Dunia 2030

‎Perbincangan soal pelatih anyar Timnas Indonesia pun ramai di media sosial dan ruang publik sepak bola nasional
Viral Imbauan Jangan Pulang Malam Bagi Warga Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya

Viral Imbauan Jangan Pulang Malam Bagi Warga Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya

Viral di media sosial unggahan video seruan untuk tak pulang larut malam bagi warga Jakarta dan sekitarnya akibat aktivitas supporter Persija yakni Jakmania.
Top 3 SEA Games 2025: Update Perolehan Medali Emas Indonesia, hingga Vietnam Sudah Pasrah

Top 3 SEA Games 2025: Update Perolehan Medali Emas Indonesia, hingga Vietnam Sudah Pasrah

Berikut ini rangkaian berita terpopuler seputar SEA Games 2025: update perolehan medali emas, sorotan media Vietnam, hingga kisah inspiratif atlet catur Medina Warda Aulia.
Khutbah Jumat Singkat 19 Desember 2025: Menyambut Bulan Rajab, Waktunya Perbanyak Amalan

Khutbah Jumat Singkat 19 Desember 2025: Menyambut Bulan Rajab, Waktunya Perbanyak Amalan

Berikut rekomendasi tema teks khutbah Jumat singkat terbaru untuk pelaksanaan shalat Jumat, dengan judul "Menyambut Bulan Rajab, Waktunya Perbanyak Amalan".
Tim Indonesia Siap Jawab Target Kemenpora 80 Medali Emas Hari Ini: Intip Jadwal Pertandingan Skuad Garuda di SEA Games 2025, Kamis 18 Desember 2025

Tim Indonesia Siap Jawab Target Kemenpora 80 Medali Emas Hari Ini: Intip Jadwal Pertandingan Skuad Garuda di SEA Games 2025, Kamis 18 Desember 2025

Dari 80 medali emas yang menjadi target bagi Tim Indonesia di SEA Games 2025, Skuad Garuda telah memiliki 72 medali emas. Selain itu, Tim Indonesia pun mencatatkan 85 medali perak dan 94 medali perunggu. 
Teks Khutbah Jumat 19 Desember 2025 Singkat: Muhasabah Usai Musibah, Saatnya Kembali Memperbaiki Diri dan Iman

Teks Khutbah Jumat 19 Desember 2025 Singkat: Muhasabah Usai Musibah, Saatnya Kembali Memperbaiki Diri dan Iman

Berikut teks khutbah Jumat 19 Desember 2025 singkat dengan tema "Muhasabah Usai Musibah: Saatnya Kembali Memperbaiki Diri dan Iman".
Tiga Orang KPK Bermasker Tiba-Tiba Segel Ruang Kerja Bupati Bekasi

Tiga Orang KPK Bermasker Tiba-Tiba Segel Ruang Kerja Bupati Bekasi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyegelan terhadap ruang kerja Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT