Pelajaran dari Kebakaran Besar di Los Angeles: Perspektif dan Inspirasi dari Pengelolaan Kebakaran di Indonesia
- Anadolu
Oleh Hayu Prabowo*
- Istimewa
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan lingkungan global.
Peristiwa kebakaran besar di Los Angeles pada awal tahun 2025 memberikan banyak pelajaran penting, baik bagi Amerika Serikat maupun negara-negara seperti Indonesia yang memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi kebakaran hutan.
Dengan dampak yang sangat merugikan, mulai dari kerusakan ekosistem hingga ancaman bagi kesehatan manusia, penting bagi dunia untuk bekerja sama dalam menemukan solusi mitigasi yang berkelanjutan.
Konteks Kebakaran Besar di Los Angeles
Kebakaran besar yang melanda Los Angeles sering kali dipicu oleh kombinasi perubahan iklim, kekeringan ekstrem, dan aktivitas manusia. Penelitian dari Sustainable LA Grand Challenge menunjukkan bahwa suhu tinggi dan angin Santa Ana yang kuat menciptakan kondisi sempurna untuk penyebaran api. Situasi ini diperparah oleh pembangunan yang tidak terkendali di daerah rawan kebakaran, yang meningkatkan risiko kerusakan pada infrastruktur dan kehidupan manusia.
Kondisi tersebut menciptakan dampak yang berlipat ganda, tidak hanya pada kerusakan lingkungan tetapi juga pada tekanan ekonomi.
Kerugian dari kebakaran ini, baik dari segi properti maupun biaya pemulihan, mencapai miliaran dolar setiap tahun.
Dalam beberapa kasus, seperti kebakaran Woolsey pada 2018, dampaknya bahkan meluas hingga memengaruhi kualitas udara di wilayah lain.
Kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran ini tidak hanya memengaruhi wilayah lokal tetapi juga berdampak pada tingkat global.
Los Angeles menjadi salah satu contoh nyata bagaimana perubahan iklim meningkatkan intensitas dan frekuensi bencana kebakaran hutan. Hal ini menuntut pendekatan inovatif dan kolaboratif untuk memitigasi risiko di masa depan.
Tren Global Kebakaran Hutan
Laporan dari World Resources Institute (WRI) mengungkapkan bahwa kebakaran hutan global meningkat drastis dalam dua dekade terakhir. Penyebab utamanya adalah kombinasi antara aktivitas manusia dan perubahan iklim yang memperburuk kondisi lingkungan.
Kebakaran hutan kini menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon, memperburuk dampak perubahan iklim yang kemudian menciptakan siklus bencana yang terus berulang.
Pola ini juga terlihat di banyak negara, termasuk Indonesia, yang meskipun mengalami tantangan besar, telah menunjukkan kemajuan dalam mitigasi risiko kebakaran hutan.
Load more