Pemetaan udara ini dilakukan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Gerakan ini berhasil mengumpulkan setidaknya 12 entitas dari berbagai latar belakang, mulai dari lembaga pemerintah, lembaga non-pemerintah (NGO), universitas, lembaga usaha, komunitas, hingga relawan.
Tercatat lebih dari 50 orang personil yang telah terlibat, baik secara langsung turun kelapangan maupun secara remote atau bekerja jarak jauh.
Mereka terdiri drone pilot, visual observer, GIS Operator dan ground checker, serta pihak yang bekerja di balik layar seperti tim data processing, analisis, visualisasi, hingga advokasi dan publikasi.
Setidaknya sejak hari pertama Selasa, (22/11/2022) menjalankan misi Gerakan Fly for Humanity telah berhasil melakukan pemetaaan udara seluas lebih kurang 2.500 Ha.
Penggagas Gerakan Fly for Humanity, Septian Firmansyah mengatakan, tidak lama berselang setelah gempa pertama dengan magnitudo 5.6 SR yang mengguncang Cianjur, dirinya langsung melakukan koordinasi dengan tim untuk melakukan respon terhadap bencana ini.
“Tim kami langsung bergerak sejak tanggal 21 November 2022, tiba di lapangan di hari tersebut. Meskipun begitu, pemetaan baru mulai dilakukan tim pertama pada tanggal 22 November 2022,” jelas Septian.
Pengerahan Pilot Drone Guna Upaya Pemetaan Udara Daerah Gempa Bumi Cianjut. (Ist)
Load more