Gempa Cianjur Magnitudo 5,6 ini mengakibatkan adanya kerusakan mulai dari rumah hingga pondok pesantren (ponpes) rusak berat.
Di Kabupaten Cianjur, Suharyanto mencatat data sementara 17 orang meninggal dunia di Kecamatan Cilaku Desa Rancagoong, Kecamatan Cianjur Desa Limbangansari dan Kecamatan Cugenang. Tercatat pula 19 orang luka-luka.
“7 Unit rumah rusak berat masih dalam pendataan, 1 unit ponpes rusak berat, 1 unit RSUD Cianjur rusak sedang,” jelasnya, Senin (21/11/2022).
Suharyanto menambahkan bangunan rusak lainnya antara lain 3 unit gedung pemerintah, 3 unit fasilitas pendidikan, 1 unit sarana ibadah, 1 unit toko dan 1 unit kafe.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk tetap waspada.
“Gempa susulan merupakan peristiwa yang biasa terjadi setelah terjadinya gempa besar,” ujar Suharyanto.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan gempa susulan yang tercatat Magnitudo terbesar 4 dan Magnitudo terkecil 1,8.
“Perhatikan informasi dari BMKG,” jelas Dwikorita.
Dia memaparkan getaran dirasakan di sejumlah daerah Jawa Barat dan Jabodetabek.
Getaran tersebut terasa seakan ada truk berlalu-lalang yang membuat masyarakat panik berhamburan keluar rumah.
“Dirasakan pula di Garut, Sukabumi, Cimahi, Lembang, Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas 3 sampai 4 MMI, getaran juga dirasakan di Rancaekek, Tangerang, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas 2 sampai 3 MMI. Getaran tersebut dirasakan nyata dalam rumah,” ungkapnya.
Hingga saat ini, sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko.
Tercatat juga terjadinya longsor di wilayah Cianjur akibat dari gempa bumi tersebut.
Dwikorita mengatakan masyarakat juga harus waspada karena saat ini sedang musim hujan.
Load more