Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong agar penelitian dapat memenuhi standar global dan sesuai dengan peraturan yang ada di berbagai sektor. Karena itu, BRIN pun telah mengembangkan platform infrastruktur riset dan inovasi dengan standar global.
“(Hal ini) agar dapat dimanfaatkan para pelaku industri, peneliti, maupun diaspora di luar negeri untuk meneliti di Indonesia,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam webinar Science 20 (S20) hari pertama di Jakarta, Selasa, 20 September 2022.
BRIN berharap agar program S20 dalam bidang riset dan penelitian perubahan iklim dan sistem kesehatan dapat terintegrasi. Hal itu menjadi fokus dalam penyelesaian permasalahan yang ada di industri, pemerintah dan masyarakat.
“Sangat diperlukan kerja sama lebih lanjut yang melibatkan disiplin ilmu lain dalam perubahan iklim dan kesehatan global, serta upaya intensif untuk mengintegrasikan kegiatan hulu dan menengah untuk menghasilkan produk akhir yang terintegrasi,” ujarnya.
Selain itu , kata Handoko, perlu perjanjian transfer material, yang mengatur transfer material untuk penggunaan dan riset. Material itu terkait fasilitas, RNA, biota, bakteri, varietas tanaman.
Handoko berharap, pertemuan S20 di masa depan juga menghadirkan rekomendasi dan kolaborasi bersama antara peneliti yang ada di Indonesia dan peneliti global.
BRIN juga akan mengambil langkah-langkah sebagai penggerak kegiatan penelitian dan Inovasi, serta mendorong perumusan integral pada kegiatan penelitian dan inovasi.
Load more