Pelarian Aidit ke Yogyakarta, Bermaksud Membuat Pemerintahan Darurat PKI, Namun Jalan Hidupnya Berakhir di Sebuah Sumur Tua
- istimewa
Pertemuan ini sangat penting, karena menghasilkan sebuah pernyataan PKI yang berisi garis partai yang menyebutkan bahawa G30S PKI adalah konflik internal Angkatan Darat.
Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan itu, dan bahwa tugas partai dalam menghadapi situasi sekarang ini adalah melakukan konsolidasi kekuatan untuk menangkal kemungkinan serangan dari kekuatan-kekuatan reaksioner atas partai dan Presiden.
"Aidit dan Lukman tentunya merasa sangat puas dengan perkembangan situasi yang membuktikan kebenaran strategi yang dijalankan PKI untuk melaksanakan kudeta itu, yaitu memisahkan dengan tegas dan hati-hati antara partai dengan aksi Untung." tulis Victor M Fic.
Pada larut petang tanggal 2 Oktober, Aidit dan Lukman berangkat menuju Boyolali dan kemudian Solo, tempat pertemuan juga diadakan dengan pimpinan partai propinsi dan pimpinan militer. Namun, di Solo, Aidit tidak berhasil mendapat persetujuan partai untuk menerima keputusan pertemuan Semarang.
Cara Aidit melaksanakan operasi di Jakarta mendapat kecaman bertubi-tubi dari anggota-anggota yang radikal yang menuntut perjuangan bersenjata dengan segera, dan ketika diadakan pemungutan suara, Aidit kalah suara, oleh kombinasi suara Suwarno, Suwardi dan Utomo Ramelan, Walikota Solo.
Pertemuan kemudian menyetujui sebuah kebijakan baru, yang diusulkan oleh Utomo Ramelan, bahwa PKI mendukung sepenuhnya operasi Gerakan 30 September dan tujuan-tujuannya, dan bahwa perjuangan bersenjata harus dilancarkan untuk mendukung gerakan itu, merebut kekuasaan pemerintah setempat, dan membela partai.
Nama Presiden Sukarno, dan soal penjagaan keselamatannya, tidak pernah disebut-sebut. Karena kebijakan yang disepakati di Solo dan garis umum partai yang disepakati di Semarang, jelas bertentangan satu sama lain, partai itu kemudian
terbagi ke dalam sayap radikal dan sayap moderat beberapa jam kemudian.
Foto: DN Aidit (Dok.Kemdikbud)
Masing-masing sayap mengambil jalan sendiri-sendiri, dengan akibat bahwa konflik mereka itu menjerumuskan seluruh kegiatan partai di seluruh Jawa ke dalam kekacauan luar biasa.
"Kita memiliki sebuah penilaian yang dapat dipercaya tentang perkembangan keadaan di Jawa, pada saat itu, oleh sekelompok pemimpin yang kelak menjadi sayap pro-Moskow PKI. Dalam waktu 24 jam pimpinan partai di propinsi-propinsi dan kabupaten-kabupaten ditangkap oleh pihak berwenang secara besar-besaran dan boleh dikatakan tanpa perlawanan." ungkap Victor.
Load more