“Kami mau fokus dahulu agar kasus ini terungkap secara terang. Saya ingin anak kami mendapatkan keadilan,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan bahwa kasus kematian anaknya telah masuk ke ranah hukum, maka pihak keluarga tetap akan melanjutkan prosesnya.
“Kami tetap melanjutkan proses hukum ini untuk menuntut keadilan yang sesungguhnya untuk anak saya Albar Mahdi,” katanya.
“Begitu pun kepada pihak-pihak yang terlibat mencoba menghilangkan bukti-bukti, menutup-nutupi atas peristiwa penganiayaan terhadap anak saya sehingga anak saya harus menjalani autopsi,” lanjut Soimah menyesalkan awalnya kasus kematian Albar Mahdi tidak terbuka.
Kasus santri yang meninggal pada beberapa hari lalu masih dalam penyidikan oleh pihak kepolisian. Sementara sudah terdapat 2 orang tersangka dalam kasus tersebut.
Albar Mahdi (17) menjadi korban tewas akibat penganiayaan yang dilakukan oleh senior santri yang terdapat di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Albar dikenal sebagai pribadi yang terbuka dengan keluarganya. Almarhum selalu menceritakan apapun yang menjadi keinginannya dan tidak pernah tertutup mengenai apapun.
Siti Soimah, Ibu dari Albar Mahdi mengungkapkan pengakuan almarhum ketika sebelum meninggal bahwa terdapat senioritas yang terjadi di sekolahnya.
Soimah mengatakan almarhum putranya pernah bercerita bahwa ia ingin memperbaiki sistem yang ada pada Ponpes Gontor, terutama terkait dengan senioritas santri.
“Anak saya selalu berceloteh ingin perbaiki sistem Ponpes. Kata-kata ini sering dia utarakan sebelum meninggal,” ungkap Soimah pada Sabut (10/9/2022).
Load more