Garut, Jawa Barat – Qyara Maharani Putri, siswi SMA 1 Garut yang masih berusia 17 Tahun, terpilih menjad pembawa baki sang saka merah putih dalam penurunan bendera di Istana Negara pada selasa (17/8) petang.
Rosanty dan Sofyan, Kedua orang tua Qyara, yang sehari-hari berdagang beras, warga Perum Oma Indah, Kecamatan Karang Pawita, Garut, Jawa Barat, hanya bisa meneteskan air mata, saat melihat anaknya berada di layar kaca saat upacara penurunan bendera merah putih di Istana Presiden.
Tak ada kata - kata yang bisa diucap kedua orang tua Qyara, saat anaknya dengan tegap membawa baki merah putih, seskali hanya terdengar kalimat "ya Allah" Dari lisan ayah dan ibunya.
"Saya sebagai orang tua sangat bangga, sampai ga bisa diungkapin lagi dengan kata - kata, sangat bangga sekali. Qyara anak baik, humoris, anak rumahan, baik sama siapapun, " Kata Ibunda Qyra, Rosanty.
Sementara ayah Qyara sangat berterima kasih kepada anaknya yang telah membanggakan orang tua yang hanya pedagang beras.
"Pertama alhamdulilah, saya berterimakasih kepada teteh (sapaan akrab Qyara), pokonya teteh tetap rendah hati, mudah - mudahan menjadi anak yang sholeha, menjadi anak yang berguna bagi Negara, keluarga dan berguna bagi banyak orang, " Tambah Sofyan, dengan tak kuasa menahan tangisnya.
Qyara Maharani Putri terpilih menjadi anggota Paskibraka di istana Negara setelah lulus beberapa seleksi ditingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi, perjalanan Qyara tak semulus hari ini. Banyak suka dan duka yang dikenang kedua orang tuanya.
"Pernah jebol sepatunya dan teteh terjatuh, tapi ia tak putus asa, tetap maju meski pernah terjatuh," Tutup Ibunda Qyara. (opik/mii)
Load more